Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Solo. Di pusat pelayanan rehabilitasi itu Risma disambut sejumlah anak disabilitas.
Dalam kunjungan tersebut Risma menunjukkan rasa puasnya melihat pelayanan di tempat itu. Terlebih sejumlah anak yang menjadi pasien Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Solo sudah menunjukan kemajuan, dari yang tidak bisa berjalan, mulai bisa berjalan.
"Ya Allah, sudah bisa bisa jalan. Sudah berapa lama (terapi)? 1 bulan?" kata Risma saat melihat salah satu anak disabilitas berjalan ke arahnya, Senin (3/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungan itu, Risma juga melihat berbagai alat terapi yang dimiliki Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Solo. Risma meminta alat bantu selalu diperbarui, agar tak ketinggalan jaman.
"Waktu saya masuk, alat alatnya sudah sangat tua. Waktu awal saya jadi menteri saya sampaikan kita harus perbarui peralatan. Ini alhamdulilah sudah dilaksanakan teman-teman Balai," ucapnya.
Risma juga memberikan bantuan kepada salah satu pasien bernama Airi Cahya Mekar Sari sebesar Rp 86,3 juta. Dia meminta masyarakat untuk terus membantu dengan melakukan donasi untuk masyarakat yang membutuhkan.
"Karena yang dibutuhkan selama perawatan tidak hanya pengobatan di rumah sakit, tapi juga operasional yang lain juga dibutuhkan. Kalau untuk rumah sakit bisa dibantu BPJS, tapi untuk operasional tidak bisa," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Mantan Wali Kota Surabaya itu juga berbincang dengan salah satu relawan asal Jepang, Kentaro Fushimi (31). Dia membandingkan fasilitas yang ada di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Solo dengan yang ada di Jepang.
Kentaro Fushimi yang sudah di Solo selama 2 bulan ini melihat, fasilitas di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Solo sudah cukup memadai.
"Saya di Jepang sebagai ASN dan psikiater, ada cuti 2 tahun saya memutuskan membantu disini. Saya melihat fasilitas disini sudah baik. Di sini tempatnya luas, untuk terapi bagus. Kalau di Jepang tempatnya kecil-kecil," kata Kentaro.
Selain membantu melakukan terapi kepada penyandang disabilitas, dan ODGJ. Kentaro juga mengajarkan bahasa Jepang.
Sementara itu, Kepala Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Solo Rachmat Suhardi menambahkan, kebanyakan pasiennya adalah anak-anak, meski ada sebagian pasiennya yang sudah berusia dewasa.
"Di sini melayani anak-anak yang mengalami kekerasan fisik atau seksual, pelayanan khusus seperti disabilitas seperti cerebral palsy (CP), serta ODGJ. Kalau dari tinjauannya bu Menteri, ada alat-alat yang ditambahkan, bukan diperbarui untuk mendukung kualitas dan kuantitas layanannya," pungkas Rachmat.
(ahr/apl)