Pesan Shinta Nuriyah Wahid saat Buka Bersama Antarumat di Undaan Kudus

Pesan Shinta Nuriyah Wahid saat Buka Bersama Antarumat di Undaan Kudus

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 02 Apr 2023 21:14 WIB
Istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid, Nyai Hj Shinta Nuriyah Wahid, berbuka bersama di Kampung Sawah Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Minggu (2/4/2023) malam.
Istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid, Nyai Hj Shinta Nuriyah Wahid, berbuka bersama di Kampung Sawah Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Minggu (2/4/2023) malam. Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Istri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Nyai Hj Shinta Nuriyah Wahid berbuka bersama antarumat beragama di Kampung Sawah Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.

Buka bersama dengan istri almarhum Gus Dur itu dihadiri Persaudaraan Antar Umat Beragama Muria Raya (Permata Raya). Total ada sekitar 700 orang dari bermacam latar agama dan suku di Kudus yang ikut buka bersama itu.

Dalam acara buka bersama itu, Shinta Nuriyah mengajak seluruh masyarakat meningkatkan kerukunan serta ketakwaan, terlebih dalam momen bulan Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa setelah pandemi itu berlalu bukan berarti kita sudah terlepas musibah dan bencana ya," kata Shinta Nuriyah kepada wartawan seusai buka bersama di Undaan Kudus, Minggu (2/4/2023) malam.

"Masih banyak persoalan yang menghantam kita, terutama dari segi moral. Saya melihat bahwa jiwa dan nurani manusia sudah mulai keropos. Artinya sensitivitas yang menjadi cermin dari tingginya kebudayaan itu sudah hancur," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Shinta Nuriyah pun mengingatkan kepada seluruh anak bangsa agar menempa ketakwaan moral dan persaudaraannya demi menjaga tegaknya NKRI.

"Untuk itu makanya ambil hikmah, dengan berpuasa kita tempa kembali jiwa kita, jiwa anak bangsa ditempa dengan ketakwaan moral dan persaudaraan. Itu yang paling penting bagi bangsa Indonesia," jelasnya.

Setelah di Kudus, Shinta Nuriyah berencana akan melanjutkan kegiatan sahur bersama di 20 kota di Indonesia. Dia mengajak kaum duafa dan marjinal untuk menunaikan sahur puasa bersama.

"Dan ini baru hari ke 10, masih ada separuh lagi," terang dia.

Sementara itu aktivis Gusdurian Prawoto, Triyono menjelaskan Pertama Raya merupakan gerakan moral kultural antarumat beragama untuk mengokohkan rasa kebersamaan, gotong-royong, dan saling menghormati di seputaran kawasan Muria Raya.

"Ini adalah gerakan kebangsaan, bukan politik praktis, dan tidak berafiliasi dengan partai-partai tertentu yang disahkan negara sebagai kontestan pemilu," kata Triyono.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads