Momen Shinta Nuriyah Wahid Sahur Bareng di Gereja Katolik Semarang

Momen Shinta Nuriyah Wahid Sahur Bareng di Gereja Katolik Semarang

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Minggu, 02 Apr 2023 08:15 WIB
Shinta Nuriyah Wahid Sahur Bareng di Gereja di Semarang, Minggu (2/4/2023).
Shinta Nuriyah Wahid Sahur Bareng di Gereja Semarang, Minggu (2/4/2023). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Istri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, menggelar sahur bersama di Gereja Katolik Santo Ignatius Loyola, Genuk, Semarang. Suasana kerukunan antar umat beragama sangat terasa di sana.

Sekitar 400 orang datang ke ruangan Fransiskus Xaverius di gereja tersebut. Mereka menyantap sahur bersama dengan nasi kotak setelah Shinta datang. Umat Islam dan agama lain duduk berdampingan dalam ruangan itu dan saling bertegur sapa.

"Saya senang sekali. Kebahagiaan, kesenangan saya, semua ada di satu forum ini mengingatkan saya, buat saya ini miniatur Indonesia. Sebuah taman yang dihiasi bunga-bungaan yang menyatu jadi satu menghiasi taman yaitu Indonesia. Ini kebahagiaan tersendiri buat saya," kata Shinta di ruangan FX Gereja di Katolik Santo Ignatius Loyola, Minggu (2/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan kegiatan sahur bersama sudah dilakukan sejak suaminya masih menjabat sebagai Presiden. Shinta terus menjalankan kegiatan tersebut meski sempat vakum karena pandemi COVID-19.

"Syaa ajak teman-teman dari semua unsur masyarakat dan agama untuk saling menghargai, saling persatukan diri dalam satu ikatan, dalam Bhineka Tunggal Ika untuk bersama-sama selenggarakan sahur buat mereka. Ini sudah saya lakukan sejak saya masih di istana. Kecuali saat pandemi," jelas Shinta.

ADVERTISEMENT

"Rakyat Indonesia kalau rukun dan damai jadi kekuatan yang kuat bagi tegaknya Republik Indonesia," imbuhnya.

Romo Aloysius Budi Purnomo mengatakan melihat kegiatan sahur bersama itu, ia berharap kerukunan beragama harus dipertahankan dan dikembangkan. Dan momen kali ini penting karena tidak ada lagi pembatasan kegiatan sehingga bisa dihadiri banyak orang.

"Ini masih setia dijalankan Ibu Shinta sampai sekarang, saat pandemi memang tidak bisa. Tahun kemarin ketika masa transisi masih terbatas dengan peserta terbatas. Ini mulai diberi kebebasan, seberapapun diundang, mau sahur bersama dipersilahkan. Kali ini 400 undangan dari Forkopimda hingga warga sekitar," jelas Romo Budi.

Salah satu peserta sahur bersama, Ahmad Abdul Khodir merasa sahur bersama ini untuk karena ada di lingkungan Gereja bersama saudara beda agama. Ia juga mengajak anak-anak pondok pesantren Roudlotus Sholihin, Sayung, Denak.

"Kami bergembira, kami ajak teman-teman. Sahur bersama di Gereja bagi kami Muslim ini ya unik. Kami merasa ini ada bu Shinta yang merangkul elemen masyarakat. Semangat beliau merawat kebangsaan harus dihargai di tengah banyaknya tren radikalisme," ujar Abdul.




(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads