Masjid Tiban Gunung Cilik atau Sabiilul Muttaqin di Dusun Pakem Desa Sumberagung Kecamatan Pracimantoro Wonogiri dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. Banyak kejadian tak wajar yang dirasakan dan dialami sejumlah orang di sana.
Masjid Tiban Gunung Cilik berada di sebuah puncak bukit kecil yang berlokasi di tengah-tengah permukiman. Di masjid itu terdapat kitab kuno yang usianya ratusan tahun. Kitab itu ditemukan saat masjid tiban dibongkar hingga akhirnya saat ini dibangun masjid kembali di Gunung Cilik.
Takmir Masjid Tiban Gunung Cilik, Sutomo mengakui jika di masjid itu masih ada beberapa kejadian mistis. Namun, setiap orang mengalami hal berbeda saat merasakan kejadian tidak wajar di masjid tersebut. Dan tentunya tidak semua orang merasakan kejadian tidak wajar, hanya sebagian orang saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutomo sendiri pernah mengalami hal tak wajar saat Masjid Gunung Cilik dibangun kembali pada 2012 lalu. Saat itu baru dibangun pondasi. Setiap malam Sutomo membaca yasin di pojokan area masjid yang belum jadi itu.
"Nah saat itu sering saya seperti didatangi angin kencang yang mengarah ke saya. Seketika saya langsung teriak-teriak. Angin kan memang tidak nampak, tapi daun pepohonan bergerak. Sampai anak kecil yang menemani saya di sini kaget terbangun saat tidur," kata dia, Sabtu (1/4).
Selain itu, Sutomo juga pernah tidak kuat mengangkat bedug Masjid Gunung Cilik bersama temannya. Saat itu ada plastik di sebelah utara masjid. Oleh sesepuh disuruh dipindah ke selatan agar tidak kelihatan menggandul. Saat dipindah ke selatan, teman Sutomo menaiki bedug untuk memindah plastik tanpa lepas sandal.
"Saat itu bedug mau dipindah, saya angkat dengan teman saya tadi, tapi tiba-tiba tidak kuat. Karena bingung saya bilang ke sesepuh di sini. Beliau ke sini dan cuma bilang 'aku ngerti, wes junjungen meneh' sambil menyentuh bedug. Setelah itu bedug diangkat dan dipindah dua orang kuat," ungkap dia.
Menurut Sutomo, kejadian bedug tak kuat diangkat tidak hanya terjadi satu kali. Ada satu kejadian lagi karena sesuatu hal yang menyebabkan bedug tidak bisa diangkat dengan jumlah orang normal.
Selain dirinya, Sutomo mengatakan jika sejumlah temannya melihat sesuatu di masjid tersebut. Salah seorang temannya ada yang melihat jika di tembok utara terdapat keris. Namun yang mengetahui hanya teman Sutomo itu.
"Ada teman saya yang tidur di sini (Masjid Watu Cilik). Saat malam dijumpai sosok orang berjubah. Katanya tingginya sampai atap masjid. Ada juga beberapa orang yang dipindah tempat tidurnya saat tidur di masjid," papar dia.
Salah satu hal yang dikeramatkan di masjid itu adalah kitab kuno yang dipercaya sudah berusia ratusan tahun. Meski terkena hujan dan panas, kitab itu masih aman dan tetap bisa dibaca hingga sekarang.
Ada dua kitab kuno yang tersimpan di masjid itu. Kedua kitab berwarna kuning itu bertuliskan arab. Kitab itu terbuat dari kulit hewan dan ditulis menggunakan tangan Adapun isi kitab itu tulisan Al-Qur'an, bacaan tahlil dan mujarobat. Sebab ada beberapa simbol bertuliskan arab.
Berdasarkan cerita nenek moyang, kata Sutomo, dulu kitab itu pernah dipinjam oleh Wedana, pemimpin wilayah distrik masa lalu. Saat itu dipinjam siang hari dan dibawa pulang. Namun pada malam harinya kitab itu sudah dikembalikan lagi. Pasalnya wedana itu diperintahkan seseorang agar segera mengembalikan kitab itu ke tempatnya.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....
Ia mengatakan, kitab itu juga pantang difoto menggunakan kamera apapun. Pada saat itu kitab dipindahkan dari masjid lama ke masjid baru saat ini yang dibangun pada 2012 lalu. Karena masjid dipibdah, otomatis kitab itu juga ikut dipindahkan.
Saat itu, Sutomo menyuruh seseorang memfoto dahulu menggunakan ponsel ketika dia membuka lembaran kitab. Setelah difoto, orang yang menggambil gambar tadi melihat ada sosok yang pergi ke rumahnya. Setelah itu bayi atau anak kecil yang ada di rumah itu menangis.
"Nah saat itu kami bisa menyimpulkan jika kitab ini tidak boleh difoto. Karena setelah foto itu dihapus, bayi itu diam dan tidak menangis lagi. Ada beberapa orang yang nekat memfoto tapi juga terjadi kejadian tak wajar," jelasnya.
Selain itu, lanjut Sutomo, buku itu tidak bisa difotokopi. Pernah ada orang yang ingin fotokopi. Namun hasilnya fotokopiannya hitam tidak jelas. Selain itu mesin fotokopinya juga rusak.
"Banyak orang-orang pintar yang menyuruh saya membuktikan kekuatan kitab itu dengan berbagai cara. Namun saya tidak mau. Ya intinya tidak semua orang mengalami hal tak wajar, hanya sebagian (kecil) saja," kata Sutomo.