Foto asusila dua ASN bukan pasangan suami-istri di Wonogiri tersebar di media sosial. Bupati Wonogiri Joko Sutopo berjanji akan menjatuhkan sanksi tegas kepada keduanya.
Untuk diketahui, dua pasangan bukan suami istri yang foto asusilanya tersebar itu merupakan ASN di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri. Pasangan kepala sekolah (kepsek) SD dan Korwil Disdik Wonogiri itu kini dibebastugaskan dari jabatannya.
Saat dijumpai wartawan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Selasa (21/3) sore, Joko Sutopo mengaku kaget mendengar kabar soal foto asusila dua ASN bukan suami istri di Wonogiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kesibukannya bertugas ke luar daerah, Bupati yang akrab disapa Jekek itu mengaku belum membaca laporan tertulis dari dinas soal permasalahan tersebut.
"Jujur saja secara tertulis belum (membaca). Tapi tanggapan saya ini sangat memprihatinkan," kata dia.
Jekek menyatakan akan mengambil langkah tegas disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Ia juga akan meminta klarifikasi ke Kepala Disdikbud Wonogiri.
"Pasti kami beri langkah tegas. Keprihatinan bagi ASN apalagi ini di dunia pendidikan. Secara moril, beliau-beliau semestinya menanamkan nilai-nilai keteladanan dan tanggung jawab," ucapnya.
Jekek menambahkan, akan ada tim khusus yang dibentuk untuk menginvestigasi dan memeriksa pihak terkait.
"Dari hasil pemeriksaan itu, sanksi bakal ditentukan kepada yang bersangkutan. Sanksi sesuai aturan yang berlaku," kata Jekek.
Diberitakan sebelumnya, laki-laki yang terlibat dalam foto asusila itu diketahui berinisial S, Korwil Disdik di salah satu kecamatan di Wonogiri. Sedangkan perempuannya berinisial RN, salah satu kepala SD di Wonogiri. Kini keduanya dibebastugaskan dari jabatannya.
Kepala Disdikbud Wonogiri Sriyanto mengatakan keduanya telah diperiksa oleh tim internal Disdikbid pada Jumat (17/3). Dari hasil pemeriksaan, keduanya disebut mengaku khilaf hingga akhirnya berselingkuh.
"Setahu saya hanya ada dua foto itu. Sehingga menjadi dasar (penyidikan) kami. Katanya foto itu dilakukan sejak awal 2022, sudah lama hampir setahun," ujarnya.
Sriyanto menjelaskan, kedua ASN itu tidak mengetahui bagaimana foto tersebut bisa tersebar. Menurutnya, foto itu dibuat secara sadar tapi diduga hanya untuk koleksi pribadi atau tidak ada keinginan disebarkan di media sosial.
"Kemungkinan tersebarnya lewat ponsel yang perempuan. Dokumen fotonya ada di yang perempuan. Karena dalam foto itu yang terlihat aktif dan memotret yang perempuan. Sehingga logikanya tersebar lewat (ponsel) yang putri," kata Sriyanto.
(dil/aku)