Rumah bertingkat di tepi jalan Klaten-Boyolali, Desa Kahuman Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang bertahan dari proyek tol Jogja-Solo -Kulonprogo akhirnya dibongkar. Rumah milik Setyo Subagyo itu diratakan dengan alat berat.
"Ini akan dibongkar, kemarin sudah dimulai dan ini hari kedua. Paling 3 hari sudah selesai," ungkap pengawas bongkar, Malik kepada detikJateng di lokasi, Jumat (10/3/2023).
Menurut Malik, pembongkaran itu atas persetujuan dan perintah pemilik rumah. Untuk pembongkaran dikerahkan satu alat berat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kerahkan satu alat berat. Iya (perintah pemilik), hari ini bangunannya," imbuh Malik.
Pantauan detikJateng di lokasi, rumah besar dan bertingkat tersebut sudah setengah yang dibongkar. Rumah bagian belakang yang bertingkat sudah roboh lantai 2 nya.
Yang tersisa hanya lantai satu dan rumah bagian depan. Bangunan tinggal tersisa temboknya sebab kayu dan besi sudah dicopoti.
Sekitar 4 pekerja membersihkan puing dan besi otot bangunan di lokasi. Sedangkan di seberang jalan rumah tersebut, puluhan truk uruk proyek tol berjajar membawa material.
Polisi dan pekerja jalan tol tampak mengamankan lalu lintas jalan provinsi tersebut. Antrean kendaraan kadang muncul saat truk uruk antre masuk ke area proyek.
Pemilik rumah, Setyo Subagyo belum bisa memberikan penjelasan. Alasannya masih zoom meeting di kantor.
"Maaf saya masih zoom meeting," ungkap ASN tersebut saat diminta konfirmasi detikJateng ponselnya.
Kasi Pengadaan Lahan BPN Klaten, Sulistyono menjelaskan pembongkaran bukan oleh pelaksana proyek tol. Pembongkaran dilakukan pemilik rumah setelah mengambil rekomendasi UGR.
"Yang bongkar pemilik rumah sendiri. Itu bukan eksekusi karena kemarin pak Setyo sudah mengambil surat rekomendasi pencarian UGRnya, jadi sudah setuju dengan UGR," ungkap Sulistyono kepada detikJateng.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....
Sebelumnya diberitakan, keberadaan sebuah rumah cukup besar dan bertingkat di tepi jalan Klaten-Boyolali, Kecamatan Ngawen, Klaten, menyita perhatian. Betapa tidak, rumah ini belum terusik proyek jalan Tol Jogja-Solo meski bangunan dan lahan di depan, samping, dan belakangnya sudah rata.
Setyo Subagyo, pemilik rumah bertingkat di tengah proyek Tol Jogja-Solo di Klaten menolak uang ganti rugi (UGR). Padahal nilai UGR yang ditawarkan mencapai Rp 3,5 miliar.
"UGR dulu sekitar Rp 3,5 miliar atau berapa pastinya saya sudah tidak ingat. Kertasnya saja sudah lupa dimana," ungkap Setyo Subagyo kepada detikJateng, Selasa (9/8/2022).
Menurut Setyo, nilai UGR tersebut tidak adil. Sebab tanah dan rumahnya di tepi jalan raya provinsi, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, dihargai berbeda dengan seberang jalan.
"Tanah dan rumah saya di utara jalan, tidak perlu menguruk dengan tanah dihargai Rp 2,5 juta per meter. Padahal di lokasi yang sama di selatan jalan yang kalau dibangun masih perlu tanah uruk dinilai Rp 3 juta," terang Setyo.
Simak Video "Video: Ini Tampang 3 Pelaku Perampokan Taksi Online di Klaten"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)