Sedikitnya 15 bidang tanah di Desa Dalangan dan Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo terkena abrasi Bengawan Solo. Tanah itu berkurang bahkan sudah hilang terkikis sungai.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Sukoharjo, Muhammad Fadhil mengatakan, tanah yang hilang terimbas abrasi status hak kepemilikannya sudah musnah.
"Kalau hilang, berarti musnah, hapusnya hak. Kalau muncul ditempat lain, statusnya sudah milik negara. Salah satu sebab hapusnya hak adalah tanahnya musnah," kata Fadhil kepada awak media, Kamis (9/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, jika tanah itu nantinya muncul lagi di lokasi yang sama, maka disebutnya tanah timbul. Pemilik tanah sebelumnya bisa mengklaim kembali tanahnya.
"Kalau nanti muncul lagi, namanya tanah timbul, dengan keterangan desa, BBWS, kita bisa proses lagi dengan sertifikat yang baru," ujarnya.
Sebelumnya, Camat Tawangsari Bambang Sumirat mengatakan, tanah dan bangunan yang terkena erosi itu sebelumnya memiliki jarak sekira 40 meter dari tepi sungai. Namun, sungai yang terus abrasi membuat lahan itu tergerus.
"Kalau di Dalangan, ada sertifikat tanahnya sudah hilang atau tergerus itu ada 10 sertifikat. Sementara di Desa Pojok ada 5 sertifikat," kata Bambang saat ditemui detikJateng di Desa Dalangan, Sabtu (4/2).
Kadus 1 Desa Pojok, Slamet Sri Widodo mengatakan, abrasi sungai membuat tanah warganya berkurang. Warganya bernama Ponadi yang memiliki tanah luasan 1.000 meter persegi, menyisakan sekira 60 meter persegi. Sementara tanah milik Warno seluas 750 meter persegi, sudah hilang.
"Rumah diesel yang dibangun pemerintah desa untuk menyedot air Bengawan Solo ke saluran irigasi sudah ambrol ke sungai. Ada jalan desa yang mengarah ke lapangan juga yang terputus," kata Slamet.
Bupati Sukoharjo, Etik Suryani sempat mengecek lokasi bangunan yang terkena abrasi itu. Bahkan Bupati juga menghubungi BBWSBS untuk cek lokasi.
"Kami itu sudah capek sekali terkait dengan persoalan abrasi Bengawan Solo yang membuat warga kami menderita seperti ini. Sudah berkali-kali mengirim surat, audensi, komunikasi dengan BBWBS tetapi tidak ada respon," kata Bupati saat meninjau lokasi, Selasa (7/3).
(ahr/apl)