Bupati Sukoharjo Etik Suryani geram terhadap Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Pasalnya, abrasi Bengawan Solo yang sudah sampai memakan lahan dan bangunan warga tak kunjung ditangani.
Dari pantauan detikJateng, abrasi terparah berada di Desa Dalangan dan Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Sedikitnya, ada 15 sertifikat tanah terkena. Ada yang terkikis hingga luasannya berkurang, bahkan ada yang sudah hilang dimakan abrasi Bengawan Solo.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani meninjau ke lokasi abrasi. Dia juga menghubungi pihak BBWSBS agar datang langsung ke lokasi untuk melihat kondisinya dan melakukan tindakan nyata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami itu sudah capek sekali terkait dengan persoalan abrasi Bengawan Solo yang membuat warga kami menderita seperti ini. Sudah berkali-kali mengirim surat, audiensi, komunikasi dengan BBWBS tetapi tidak ada respons," kata Etik Suryani saat meninjau lokasi, Selasa (7/3/2023).
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya petugas dari BBWSBS datang. Namun, pihak BBWSBS yang datang hanya perwakilan.
"Sebenarnya saya berharap pimpinan BBWSBS yang datang ke sini jadi bisa paham betul persoalannya. Tolong, sampaikan pada pimpinan jenengan (BBWSBS) agar melakukan tindakan. Kasihan warga kami harus menderita seperti ini," ujar Etik.
Bahkan, Etik mengancam akan melaporkan hal ini ke pemerintah pusat jika BBWSBS tidak dapat menangani masalah ini.
"Maksud kami BBWSBS itu melihat langsung lalu melakukan tindakan. Sejak dulu sama sekali tidak ditangani. Kalau memang bisa katakan bisa, kalau tidak bisa kami akan lapor ke Pusat berbekal keterangan dari BBWSBS," ucapnya.
Ketua DPRD Sukoharjo, Wawan Pribadi juga turut dalam tinjauan itu. Dia mengaku kecewa pada BBWSBS.
"Ini ada persoalan serius seperti ini dan menyangkut urusan nyawa kok utusan perwakilan yang bukan pada bidangnya. BBWSBS mau tanggung jawab tidak atau justru akan lari dari tanggung jawab. Benar-benar lamban," kata Wawan Pribadi.
(apl/rih)