Beberapa kepala desa (kades) di Kabupaten Klaten mengaku resah karena diminta membeli pisang oleh pemerintah kecamatan. Harga pisang paketan itu mencapai Rp 180.000.
"Minggu lalu saya dihubungi oleh staf kecamatan, intinya setiap desa diminta beli pisang. Harganya Rp 180.000," ungkap seorang kades di Klaten kepada detikJateng, Kamis (9/3/2023) siang.
Kades yang meminta namanya tak dituliskan namanya itu mengatakan karena harganya terbilang mahal, dia sempat menanyakan berapa jumlah pisangnya. Namun petugas kecamatan itu hanya menjawab satu paket.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tanya (jawabnya) hanya satu paket. Lalu saya koordinasikan dengan bendahara saya, dan pisang ternyata hanya sekitar 15 biji," kata dia.
Menurut keterangan dari staf kecamatan itu, penawaran paket pisang itu berasal dari kabupaten.
"Katanya tidak hanya pemerintah desa yang beli, tapi juga semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Termasuk kecamatan, puskesmas, dan lainnya," paparnya.
Kades lain menyatakan memang betul ada penawaran pembelian pisang itu pada minggu lalu. Namun sampai kemarin kades ini mengaku belum mendapat kiriman.
"Betul, minggu lalu ditawari kecamatan beli pisang harganya Rp 180.000. Ya saya iyakan, itung-itung beli buah daripada ke pasar," ujar kades itu.
Namun yang membuat dia heran, penawaran pisang itu tidak diketahui oleh paguyuban kades. Informasi yang dia peroleh, penawaran pisang itu dikoordinasi oleh pihak camat.
"Paguyuban kades tidak tahu apa-apa, justru yang mengkoordinir itu camat. Ya bagaimana lagi," imbuhnya.
Penelusuran detikJateng, beredar foto camat di Klaten sedang menata kardus paket pisang di kantor kecamatan. Ada belasan kardus bergambar pisang dengan tulisan Mon***. Camat itu mengangkat pisang bersama stafnya.
Di media sosial ada pula video yang merekam belasan staf kecamatan sedang makan pisang. Mereka menunjukkan pisang yang sudah dikupas.
"Habis apel pagi enaknya makan pisang Mo****, bentuknya cantik rasanya manis," tulis keterangan pengunggah video itu di media sosial.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Camat Klaten, Tomi Sila Aditama menyatakan tidak tahu menahu soal penawaran pisang itu. Menurutnya tidak ada program atau kegiatan jual beli pisang di paguyuban camat.
"Bukan dari paguyuban. Paguyuban tidak tahu, jadi bukan dari paguyuban," kata Tomi saat dihubungi detikJateng, Kamis (9/3).
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Pemkab Klaten, Widiyanti juga mengaku tidak tahu soal penjualan paket pisang itu. Dia mengatakan penawaran pisang bukan dari dinas.
"Bukan (kebijakan dinas)," kata Widiyanti menjawab pertanyaan detikJateng melalui pesan WhatsApp.
(dil/ams)