Seorang pria didakwa menjadi pembunuh ilmuwan Rusia penemu vaksin COVID-19 Sputnik V. Kematian yang sangat dicurigai berbagai pihak itu, diduga karena dicekik.
Dilansir dari detikInet, Rabu (8/3/2023) Andrey Botikov (48) ditemukan tewas di apartemen di Moskow, pada Kamis (2/3). Dikutip dari media Inggris The Sun, kematiannya menjadi misteri salah satu pembunuhan orang-orang penting di Rusia. Dilaporkan, Botikov tewas dibunuh dengan dicekik menggunakan ikat pinggang.
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Komite Investigasi Rusia (ICR), seorang pria berumur 29 tahun telah ditangkap dan didakwa menjadi pelaku pembunuhan ilmuwan Rusia itu. Pria itu diduga mencekik Botikov menggunakan ikat pinggangnya lalu melarikan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan, sempat terjadi perkelahian antara Botikov dan penyusup yang masuk rumahnya. Tidak hanya itu, ia terlihat memiliki bekas cekikan pada lehernya, luka tusukan, serta lecet pada tubuhnya.
Media Rusia mengatakan pelaku tersebut bernama Alexei Z. Pria tersebut diketahui merupakan narapidana yang dipenjara selama 10 tahun atas kasusnya yang menyediakan layanan seksual.
Komite Investigasi Rusia (ICR) telah melakukan interogasi kepada pelaku, dan hasilnya pria itu mengakui tindakan pembunuhan itu. Motif pembunuhan itu disebut karena perselisihan soal uang.
"Sebelumnya, terdakwa dituntut karena melakukan kejahatan berat," jelas ICR.
Untuk diketahui, korban pembunuhan merupakan seorang ahli virus yang bekerja di Pusat Penelitian Nasional Gamelaya sejak 2014 silam. Botikov membantu proses penciptaan vaksin Sputnik V untuk COVID-19 di Rusia.
Hebatnya vaksin tersebut telah diklaim efektif dibandingkan vaksin COVID-19 lainnya, yakni memiliki kemanjuran 91% pada uji klinis. Oleh karenanya, Botikov mendapatkan anugerah penghargaan Order of Merit for the Fatherland oleh Vladimir Putin di tahun 2021 lalu.
Kematian Botikov ini pun menuai kecurigaan bagi negara-negara Barat. Sebab, banyak pejabat dan tokoh di Rusia tewas sejak dimulainya perang di Ukraina.
Salah satunya, Vyacheslav Rovneiko (59), mantan mata-mata yang ditemukan tewas bulan lalu. Dia merupakan salah satu pendiri raksasa energi Rusia Urals Energy bersama menantu pendahulu Putin, Boris Yeltsin. Rovneiko ditemukan tewas di rumahnya, tepatnya di luar Moskow pada larut malam.
Parahnya, dalam hitungan jam, Andrei Branlin, mantan anggota partai United Rusia juga dikabarkan meninggal di penjara. Pada bulan Februari, Mayor Jenderal Vladimir Makarov (72) juga diduga bunuh diri di rumahnya, di dekat Moskow. Sebelumnya, ia menjabat di Kementerian Dalam Negeri Rusia yang kemudian dipecat oleh Putin.
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di detikInet dan ditulis ulang oleh Genis naila Alfunafisa peserta Program Magang Besertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/ahr)