Curhatan Petani Cabai di Klaten Dipusingkan Serangan Lalat Buah

Curhatan Petani Cabai di Klaten Dipusingkan Serangan Lalat Buah

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 04 Mar 2023 16:32 WIB
Cabai menghitam diserang lalat buah di Klaten, Sabtu (4/3/2023).
Cabai menghitam diserang lalat buah di Klaten, Sabtu (4/3/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Petani cabai di Kabupaten Klaten dipusingkan dengan serangan lalat buah. Begini curhatan petani.

Berbagai cara digunakan petani menangkal hama agar bisa tetap panen di tengah tingginya harga cabai.

"Ini kita gunakan jebakan obat tapi mirip madu sehingga lalat mendekat. Padahal ini lem sehingga lalat buah mati," ungkap Sulami (60), warga Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko kepada detikJateng, Sabtu (4/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diceritakan Sulami, serangan lalat buah tidak kalah buruk dampaknya dengan jamur patek. Cabai setelah digigit lalat buahnya bisa menghitam lalu busuk.

"Kalau digigit nanti muncul titik hitam, setelah itu busuk dan rontok. Akibatnya sama dengan patek, bedanya patek itu jamur antraknosa tapi lalat itu binatang," sambung Sulami.

ADVERTISEMENT

Selain menggunakan lem racun, ungkap Sulami, masih digunakan kapur barus yang dibungkus plastik dan ditali di dekat pohon. Diharapkan bau kapur barus membuat lalat buah menjauh.

"Kalau bau, lalat buah kan menjauh. Selain itu masih saya semprot dengan insektisida beberapa hari sekali, ya cabai itu kan seperti manusia, biar tidak sakit dengan berbagai cara," papar Sulami.

Petani di Klaten menggunakan perangkat lem untuk menjebak lalat buah, Sabtu (4/3/2023).Petani di Klaten menggunakan perangkat lem untuk menjebak lalat buah, Sabtu (4/3/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Bagi petani cabai, sebut Sulami, selama harga masih di atas Rp 10.000 per kilogram tidak terlalu khawatir. Saat ini harga cabai sedang bagus karena banyak yang busuk.

"Pokoknya kalau di atas Rp 10.000 masih ada harapan tapi kalau di bawah itu pasti rugi. Ini karena cuaca hujan terus banyak cabai busuk sehingga harga masih bagus tapi harus sabar merawat, ini dari petani masih Rp 45.000-50.000 per kilogram," imbuh Sulami.

Siyo, petani lain mengatakan tidak banyak tanaman cabai karena cuaca tidak menentu. Risiko jika terus hujan adalah serangan patek.

"Yang paling berat ya patek, tanam cabai itu kan untung-untungan. Tapi kalau hujan terus saya pilih tidak tanam banyak-banyak," ungkap Siyo kepada detikJateng di sawahnya.

Poniyem, pemilik warung makan warga Mojayan, Klaten Tengah, mengatakan harga cabai masih tinggi. Satu kilogram antara Rp 70.000-Rp 80.000.

"Antara Rp 70.000-Rp 80.000 per kilogram, sempat turun Rp 60.000 tapi hanya berapa hari. Cabai ya begitu naik turun harganya, kalau cabai merah keriting seperempat kilogram Rp 14.000," ungkap Poniyem kepada detikJateng.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads