Dampak intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan tanah longsor di sejumlah tempat di Kabupaten Boyolali. Di antaranya jembatan antardesa di Desa Lanjaran, Kecamatan Tamansari, yang ambrol sepanjang sekitar 8 meter dan menggerus setengah badan jembatan.
Akibatnya jembatan itu tak bisa dilalui kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua dan pejalan kaki pun harus berhati-hati saat melintas.
"Jembatan itu menghubungkan Desa Lanjaran ke Desa Mriyan dan Sangup. Warga Mriyan, Ngaliyan lewatnya ya sini," kata Kepala Desa Lanjaran, Tarso, ditemui di lokasi kejadian, Kamis (2/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jembatan di Dukuh Lanjaran, Desa Lanjaran itu ambrol sekitar pukul 19.00 WIB, Rabu (1/3) tadi malam. Jembatan ambrol akibat terkikis air hujan.
"Jembatan ini sudah lama, dibangun sekitar tahun 1970-an lalu," jelasnya.
Tadi pagi warga bersama petugas Koramil dan Trantip Kecamatan Tamansari kerja bakti. Warga mengarahkan air hujan di jalan agar tak mengalir langsung ke jembatan.
Di lokasi longsor juga dipasang pagar bambu, agar warga tak terperosok ke jurang.
Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Rima Kusuma Prasetyaningrum mengatakan selain jembatan di Desa Lanjaran ambrol, tanah longsor juga terjadi di Dukuh Kembang, Desa Canden, Kecamatan Sambi.
"Talut jalan di dukuh ini longsor dan memakan sebagian badan jalan. Jalan tersebut longsor ke jurang di sampingnya. TRC BPBD Boyolali sudah merapat ke lokasi untuk assesment. Di jalan itu dipasang rambu peringatan dan mengarahkan warga beraktivitas lewat jalan lain," kata Rima.
Dikemukakan Rima, tanah longsor juga terjadi di jalur Cepogo-Jeruk, Selo. Tepatnya di daerah Gunung Sentir. Longsor di wilayah lereng Gunung Merbabu ini juga menutup akses jalan, sehingga kendaraan roda tak bisa melintas.
(ams/dil)