Macan Kumbang Masuk Dapur di Pekalongan Akhirnya Mati Usai 24 Jam Dirawat

Macan Kumbang Masuk Dapur di Pekalongan Akhirnya Mati Usai 24 Jam Dirawat

Robby Bernardi - detikJateng
Rabu, 01 Mar 2023 14:46 WIB
Proses penyelamatan macan kumbang di Balai Konservasi BDC Batang, Sabtu (25/2/2023).
Proses penyelamatan macan kumbang di Balai Konservasi BDC Batang, Sabtu (25/2/2023). Foto: dok. Balai Konservasi BDC Batang
Batang -

Seekor macan kumbang yang ditemukan dalam kondisi lemas di dapur warung di pinggir hutan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, pada Sabtu lalu akhirnya mati. Setelah dievakuasi, macan betina yang diperkirakan berumur 2 tahun itu hanya bertahan selama 24 jam.

Tubuh macan warna hitam itu penuh luka lama, bahkan di kukunya terdapat banyak belatung. Menurut dokter hewan Balai Konservasi Batang Dolphin Center (BDC), Winanda, macan itu dalam kondisi sakit parah sejak ditemukan.

"Saat tim datang, satwa saat ditemukan itu sangat kurus, sangat lemas, tidak bisa bangun hanya bisa mengaung," kata Winanda di Balai Konservasi BDC Batang, Rabu (1/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dehidrasinya sangat parah. Kita langsung melakukan penanganan medis yaitu pemberian infus dan obat-obatan lainnya untuk menstabilkan kondisinya dan menghilangkan dehidrasinya," imbuh dia.

Sebelum dievakuasi, macan kumbang itu sudah mendapatkan pertolongan pertama agar bisa bertahan saat dibawa ke Balai Konservasi BDC.

ADVERTISEMENT

"Saya periksa, ditemukan luka pada bagian pipi dan dari kukunya ada lukanya juga. Di kuku-kukunya banyak sekali belatung, saya perkirakan luka itu sudah cukup lama, satu mingguan," jelas Winanda.

"Kita bersihkan lukanya, kita stabilkan kondisinya, saat itu kondisinya membaik. Kita observasi 24 jam. Kita berikan infus terus, pengobatan terus dilakukan, tetapi akhirnya kondisinya tidak bisa selamat," lanjut Winanda.

Macan kumbang itu akhirnya mati pada Minggu (26/2). Dari hasil nekropsi tim medis BDC, ditemukan banyak organ dalamnya yang telah rusak dan membusuk serta ditemukan banyak cacing di dalam ususnya.

"Menandakan bahwa macan tersebut terkena cacingan yang sudah akut. Satwa tersebut mengalami infeksi pada organnya, keradangan jaringan dan kekurangan protein, karena belum makan dalam cukup lama karena lukanya tersebut dan badannya sangat dehidrasi," tambah Winanda.

Terpisah, Kepala BKSDA Pemalang Heru Sunarto, menjelaskan kronologi penemuan macan kumbang di dapur warung warga pada Sabtu (25/2).

"Sabtu kita menerima laporan dari masyarakat adanya temuan macan kumbang (Panthera pardus melas) di wilayah Petungkriyono, Pekalongan. Satwa ini ditemukan dalam kondisi lemas di dalam warung milik warga Casmadi, di Dusun Kroyakan, Desa Mesoyi, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan," jelasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Upaya yang dilakukan dokter hewan untuk menyelamatkannya meliputi pembiusan, pemberian infus, pemberian antibiotik, pereda nyeri dan vitamin, serta pengambilan sampel darah.

"Minggu sekitar pukul 14.40 WIB, satwa tiba-tiba mengalami penurunan kondisi. Dokter hewan dan tim medis BDC telah berupaya maksimal memberikan pertolongan medis, namun satwa tetap tidak bisa terselamatkan," ucapnya.

Kepala Administrasi KPH Pekalongan Timur, Untoro Tri Kurniawan mengatakan lokasi penemuan macan kumbang itu masih termasuk kawasan hutan yakni di Petak 21 RTH Jolotigo.

"Luasan lebih dari 5 ribuan hektare. Ada owa, macan tutul, macan kumbang, burung krangkong, elang Jawa. Macan masih banyak," ungkapnya.

Menurut Untoro, satwa-satwa tersebut tak pernah keluar dari kawasan hutan. "Selama ini tidak ada kasus hewan menyerang warga. Macan masih banyak, namun belum ada survei untuk melihat berapa jumlahnya," katanya.

Halaman 2 dari 2
(dil/ams)


Hide Ads