Kota Solo tidak pernah bisa dipisahkan dengan keberadaan Bengawan Solo. Ya sungai terpanjang di Pulau Jawa itu beberapa kali meluap dan membuat Kota Solo kebanjiran.
Rupanya, dulu Bengawan Solo menjadi jalur utama transportasi di Kota Solo. Jalur ini menyambung hingga ke Gresik, Jawa Timur dan menjadi pelayaran utama.
Sejarawan UNS, Susanto mengatakan peran Bengawan Solo sangat penting terutama saat era Paku Buwono II. Di mana Bengawan Solo sangat bermanfaat pada masa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu Bengawan Solo merupakan pintu gerbang utama di Timur, jadi ada dua pintu gerbang ini ke Jawa Timur di Timur ada di Beton melalui Bengawan Solo, kemudian ke barat melalui Boyolali," katanya kepada detikJateng, Sabtu (25/2/2023).
Dirinya mengungkapkan salah satu bandar atau pelabuhan Bengawan Solo yakni berada di Kampung Beton, Sewu, Jebres. Menurutnya, dulu di Beton merupakan pelabuhan besar.
"Itu kan masih ada sisanya dikit-dikit ya Beton. Saat itu yang saya tahu sekitar tahun 1850 itu masih ada," ucapnya.
Dirinya mengungkap, saat itu Bengawan Solo dilintasi oleh kapal-kapal besar. Menurutnya, Sungai Bengawan Solo menjadi nadi utama transportasi di Kota Solo dan memperkuat di sektor perdagangan.
Selain di Beton, kata Susanto, Dermaga juga ada di beberapa wilayah seperti di Masaran, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Cepu lalu ke Timur sampai ke Gresik.
"Dulu menjadi nadi utama di Kota Solo, dulu menghubungkan termasuk ke Jepara. termasuk jalur rempah-rempah itu dibawa melalui Bengawan Solo," ucapnya.
Dirinya mengungkapkan, peninggalan kapal yang masih ada sampai saat ini yakni kapal Rajamala yang disimpan di Museum Radya Pustaka.
"Dulu digunakan PB IV untuk perjalanan ke Madura melamar dari kerajaan Madura dengan perjalanan yang cukup lama," ujarnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya....
Selain itu dulunya Bengawan Solo juga sebagai nadi transportasi untuk pengiriman Kopi dan Garam dari Solo ke Batavia dan Surabaya.
"Itu semua lewat Bengawan Solo pengirimannya karena pintunya di Beton tadi pintu Timurnya, kemudian ada beras, minyak, Kopi di bawa ke sana. Sebaliknya dari Gresik datang ke sini bawa kain, keramik, ikan asin dan garam," tuturnya.
Namun, setelah didirikan Stasiun Jebres, Tonase menjadi berkurang karena kapal-kapal untuk melakukan pengiriman sudah tidak bisa lagi menggunakan kapal besar.
"Tonase menjadi berkurang karena kapal tidak bisa menggunakan kapal besar tapi kapal kecil karena bisa menyangkut relnya. Maka sejak itu digunakan kapal kecil, Bandar Beton menjadi berkurang untuk yang kecil-kecil," bebernya.
Terakhir, menurutnya pada tahun 1950 Bengawan Solo masih aktif digunakan untuk padusan atau tradisi menjelang puasa di pinggir sungai. "Masih ada perahu bolak-balik dari sana ke Masaran," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)











































