72 Pintu Air di Klaten Rusak-Dicuri, Ganggu Irigasi-Pengendalian Banjir

72 Pintu Air di Klaten Rusak-Dicuri, Ganggu Irigasi-Pengendalian Banjir

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 23 Feb 2023 17:30 WIB
Bendung Tukuman di Kecamatan Cawas Klaten.
Bendung Tukuman di Kecamatan Cawas Klaten. (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Sebanyak 72 unit pintu air di wilayah Kabupaten Klaten saat ini dalam kondisi rusak maupun hilang. Bahkan belum lama ini ada 4 pintu air yang dicuri.

"Satu bulan yang lalu hilang itu malah 4 titik. Saya cek satu per satu dari bendung ke bendung ternyata as di satu bendung itu hilang dua," jelas Plt Kepala Dinas PUPR Pemkab Klaten, Suryanto kepada detikJateng, Kamis (23/2/2023) siang.

Menurut Suryanto sampai saat ini ada total 72 titik yang tersebar di beberapa kecamatan. Jumlah itu ada yang rusak dan hilang tapi ada yang hilang hanya sebagian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang hilang itu hilang sebagian, bukan hilang total. Misalnya hilang gratnya saja, jumlahnya sekitar 20-an titik dari 72 jumlahnya," terang Suryanto.

Jumlah 72 itu, ungkap Suryanto, merupakan jumlah total kerusakan selama tiga tahun terakhir. Tahun ini Dinas sudah berupaya mengajukan anggaran.

ADVERTISEMENT

"Kita di tahun ini kita menganggarkan ya meskipun tidak semuanya tertangani. Yang vital dan rusak kita upayakan untuk ditangani tahun ini," sebut Suryanto.

Rusaknya pintu, kata Suryanto, sangat berdampak besar pada pengendalian air. Rusaknya pintu air menyebabkan pengendalian banjir dan air tidak bisa dilakukan.

"Kita nggak bisa mengatur untuk irigasi dan pengendalian banjir. Kemarin di Desa Ringin Putih malah pintu air digantung karena besi hilang jadi tidak bisa dibuka tutup," papar Suryanto.

Anggaran yang dibutuhkan total, imbuh Suryanto, sekitar Rp 2 miliar. Ada pintu yang besar dan kecil ukurannya.

"Seperti yang di bendung Tukuman, Kecamatan Cawas itu besar, yang rusak dua. Justru yang hilang banyak yang besar," imbuh Suryanto.

Suryanto menambahkan untuk antisipasi pencurian dan pengawasan saat ini tidak bisa hanya petugas. Sebab jumlah petugas belum memenuhi.

"Dulu kita ada penjaga tapi banyak yang pensiun dan tenaga pengganti belum ada. Tapi tahun ini kita optimalkan perbaikan dan peran aktif warga menjaga bendung sangat diharapkan," pungkas Suryanto.

Kabid Sumber Daya Air DPUPR Pemkab Klaten, Harjoko menyatakan pencurian terbaru ada 4-5 titik. Pemkab sudah berupaya merehab tetapi anggaran kena refocusing saat pandemi COVID-19.

"Hampir semua kena refocusing anggaran tapi yang terbaru 4-5 titik yang dicuri. Efeknya luar biasa karena yang memanfaatkan orang banyak," ungkap Harjoko.




(aku/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads