Sebuah mobil tersambar kereta api di perlintasan sebidang yang berada di Jalan Purwosari, Semarang, hari ini. Warga berharap perlintasan itu dipasangi palang pintu pengaman.
"Maunya dikasih rambu-rambu atau palang atau sirine, penjaga, apa kasih kode apa gitu biar orang lewat bisa tahu," kata salah satu warga, Sugimin Saliyo (43) saat ditemui di dekat perlintasan Jalan Purwosari, Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari, Semarang, Kamis (23/2/2023).
Dia menyebut di daerah tersebut terdapat dua perlintasan kereta api. Keduanya dipisahkan oleh Banjir Kanal Timur (BKT).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisi barat biasa disebut Perlintasan Cilosari dan masuk Kelurahan Kemijen. Sedangkan sisi timur yang menjadi lokasi kecelakaan masuk Kelurahan Tambakrejo. Keduanya tak ada palang perlintasan.
"Sering (terjadi kecelakaan), apalagi seberang kali, sering," ujarnya.
Warga pun disebut sudah berkali-kali meminta dibuatkan palang perlintasan di daerah tersebut. Namun, hingga kini hal itu belum juga terealisasi.
"Rambu-rambu cuma sebelah sana, kuning-kuning (lampu penanda hati-hati) itu, kalau sirine kan ada kereta lewat bunyi gitu," katanya.
Sebelumnya, pasangan suami istri tewas usai mobilnya tersambar kereta di perlintasan Jalan Purwosari, Tambakrejo, Semarang pukul 12.40 WIB. Keduanya merupakan warga Salatiga dan saat ini dievakuasi ke RS Kariadi Semarang.
"Informasi yang kita dapat dari KTP namanya Pak Alif dan Surati, suami istri," kata Kapolsek Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo saat di lokasi kejadian.
Hengky pun menyebut warga sudah berkali-kali meminta adanya palang perlintasan. Baik kelurahan dan kecamatan sudah pernah mengajukan adanya palang.
"Sebenarnya kita sudah dari kelurahan dari kecamatan itu sudah sebelum-sebelum saya itu sudah mengajukan diberikan palang pintu tapi dari sana belum ada realisasinya," lanjutnya.
(ahr/dil)