.webp)
Sebanyak 127 jiwa pengungsi banjir di Desa Bener, Kecamatan Wonosari, Klaten, pulang ke rumah. Warga pulang setelah air surut di dua dusun yang sebelumnya tergenang banjir.
"Saat ini wilayah di Desa Bener yang tergenang air meliputi Dusun Tegalrejo, Kruken, dan Bogor sudah surut semua. Pengungsi semua sudah pulang," jelas Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto kepada detikJateng, Sabtu (18/2/2023).
Nur menjelaskan semua pengungsi di posko rumah sekdes pulang pukul 06.00 WIB. Sementara relawan dapur umum masih di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Relawan dapur umum dari Karangdowo, Wonosari, dan Prambanan masih mengadakan layanan nasi bungkus. Personel dari kepolisian, termasuk Brimob Polda Jawa Tengah sudah meninggalkan lokasi," terangnya.
Saat ini, lanjutnya, situasi sudah berangsur kondusif meskipun Jumat sore kemarin sempat hujan. Peralatan evakuasi rencananya segera ditarik.
"Peralatan evakuasi berupa perahu dolphin beserta alat dukungnya dari BPBD, rencana hari ini akan kami tarik ke Mako BPBD. Namun kita tetap melakukan pantauan di lokasi," imbuh Nur.
Sementara itu Camat Wonosari, M Nur Rosyid menyatakan pengungsi semua sudah pulang. Namun posko di rumah sekdes masih digunakan.
"Pengungsi dari semua dusun termasuk Tegalrejo dan Kruken sudah pulang semuanya. Saat ini fokus bersih dusun dan rumah masing-masing sehingga dapur umum di tempat Pak Sekdes masih beraktivitas," papar Rosyid kepada detikJateng.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 127 jiwa dari dua dusun di Desa Bener, Kecamatan Wonosari, Klaten, masih bertahan di pengungsian akibat luapan Sungai Jebol di perbatasan Klaten-Sukoharjo.
"Yang di balai desa sudah pulang, tinggal di sini (rumah Sekdes) yang tercatat ada 127 jiwa. Dari Dusun Tegalrejo dan Kruken," kata Kades Bener, Suparni, kepada detikJateng di lokasi, Jumat (17/2).
Menurut Suparni, banjir terjadi pada Kamis (16/2) sekitar pukul 21.00 WIB. Proses evakuasi penduduk mulai pukul 22.00 WIB. Warga yang mengungsi dari Dusun Tegalmulyo, Tegalrejo, Kruken dan Bogor. Mereka mengungsi ke balai desa, rumah kerabat, dan rumah sekdes.
"Yang (mengungsi) dari balai desa ada yang pulang tapi sampai rumah belum surut, akhirnya kembali ke rumah kerabat," jelas Suparni.
(rih/rih)
