Seorang pengungsi banjir di Solo meninggal dunia. Warga tersebut bernama Tamrin (85) asal Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon.
Lurah Kedung Lumbu, Enny Susilowati mengatakan Tamrin warga RT 01/I mengungsi sejak Kamis (16/2) sore. Rumahnya kebanjiran karena luapan Kali Jenes. Namun pada Jumat (17/2) malam, Tamrin tutup usia.
"Saat itu korban sudah tua, 85 tahun. PMI sudah datang memeriksa kesehatan pengungsi. Tapi bapak itu gerah sepuh (sakit tua)," kata Enny saat ditemui awak media di kantor Kelurahan Kedung Lumbu, Sabtu (18/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, hujan mengguyur Kota Solo pada Kamis kemarin membuat debit air Bengawan Solo tinggi. Hal ini membuat aliran Kali Jenes tidak bisa masuk ke Bengawan Solo.
"Saat itu, pintu air kita tutup agar air di Bengawan Solo tidak balik ke Kali Jenes dan Kali Pepe," ucapnya.
Air Kali Jenes yang yang tidak bisa mengalir, meluap ke perkampungan warga di Kelurahan Kedung Lumbu. Hal itu membuat sekitar 400 jiwa harus mengungsi termasuk Tamrin. Dia mengungsi di Pendopo Kantor Kelurahan.
"Saat banjir warga mengungsi ke Pendopo Kelurahan ada sekitar 100 orang, di gereja hampir 100 orang, lalu ada yang ke Lodjiwetan sekitar 90, dan masjid ada 75 orang. Kita juga dirikan lima dapur umum," ujarnya.
Di pengungsian Pendopo Kelurahan ada dua lansia. Kondisi mereka dipantau dan diperiksa oleh tim medis dari PMI. Namun, Tamrin meninggal dunia saat air banjir sudah mulai surut.
"Kemarin jam 18.00 WIB sudah surut, warga pulang ada yang tadi malam untuk membersihkan rumah. Tapi pengungsi mulai bersih ada yang tadi pagi pukul 06.00 WIB," ujarnya.
Jenazah Tamrin kemudian dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Enny mengucapkan rasa belasungkawa atas meninggalnya seorang pengungsi saat bencana banjir itu.
(rih/rih)