Banjir yang terjadi di Kota Solo berangsur surut di beberapa titik. Meski demikian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo menyebut saat ini kondisi di Kota Solo masih siaga banjir.
"Sampai sekarang masih tetap siaga banjir karena juga sampai saat ini memang sudah ada penurunan debit air masih di posisi siaga merah," kata Nico kepada wartawan di Balai Kota Solo, Jumat (17/2/2023).
Dia menjelaskan, salah satu penyebab banjir di kota itu adalah meluapnya Bengawan Solo. Meski kini luapan itu sudah berkurang, namun tinggi permukaan air di Bengawan Solo masih tetap di posisi siaga merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut berdasarkan data di pos pengamatan Bengawan Solo yang berada di kawasan Jurug. "Kita pantauan di Jurug ya, di Jurug masih siaga merah kita. Sampai sore ini," ungkapnya.
Pihaknya saat ini juga terus menjalin komunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Berdasarkan hasil koordinasi, pihaknya tetap diminta untuk terus waspada hingga beberapa hari ke depan.
"Info dari BBWS, ini mulai dalam kondisi sudah surut. Untuk kesiapan kita siapin untuk 2 hari ke depan, tapi prediksi cuaca dan kemungkinan bisa naik turun, belum stabil itu 7 hari ke depan. Itu dari BBWS," ujarnya.
Berdasarkan data dari situs BBWS Bengawan Solo, tinggi permukaan air di pos Jurug pada pagi tadi berada di angka 86,46 mdpl. Sedangkan pada petang ini tinggi air turun menjadi 85,31 mdpl.
Artinya, tinggi permukaan air Bengawan Solo di pos Jurug hari ini sudah turun hingga 1 meter lebih.
Sedangkan berdasarkan data dari BPBD Solo, hingga kini banjir masih terjadi di 16 kelurahan yang ada di Kota Solo. Terdapat 21.846 jiwa yang terdampak dan 4.440 jiwa yang mengungsi.
(ahr/dil)