Cerita Mangkunegoro X Tak Pernah Kalah Main Bola gegara Lawan Takut Gaprak

Cerita Mangkunegoro X Tak Pernah Kalah Main Bola gegara Lawan Takut Gaprak

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Sabtu, 11 Feb 2023 21:17 WIB
Mangkunegoro X menyapa wisatawan di Pracima Tuin Puro Mangkunegaran, Sabtu (11/2/2023).
Mangkunegoro X menyapa wisatawan di Pracima Tuin Puro Mangkunegaran, Sabtu (11/2/2023). (Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Solo -

Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro X berbagi cerita lucunya saat masih kecil. Mangkunegoro X mengaku tak pernah kalah saat bermain bola gegara lawan-lawannya pekewuh (sungkan) berhadapan dengannya.

Mangkunegoro X membagikan kisah lucu itu kepada grup wisata sejarah Solo Societeit. Mangkunegoro X menyebut, salah satu tempat favoritnya saat bermain adalah Taman Pracima.

Di taman itu, dia sering berolahraga bersama ayahnya, Mangkunegoro IX bermain tenis. Namun ternyata Mangkunegoro X lebih menyukai sepakbola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini dulu lapangan tenis, saya dengan Romo (Mangkunegoro IX) main tenis disini. Tapi sejujurnya saya lebih suka main bola. Di aspalan di sisi timur," kata Mangkunegoro X saat talkshow bersama Solo Societeit di Taman Pracima, Sabtu (11/6/2023).

Di sisi timur Puro Mangkunegaran itulah, dirinya sering bermain bola dengan teman-temannya, yaitu anak dari abdi dalam Puro Mangkunegaran. Mangkunegoro X mengatakan, timnya tidak pernah kalah saat main bola.

ADVERTISEMENT

"Main bola juga nggak pernah kalah, karena pekewuh semua. (Digaprak) Nggak mungkin, aman. Jadi nggak pernah cedera. Kalau cedera paling ya karena jatuh sendiri. Tapi kalau digaprak nggak ada yang berani," ujarnya.

Permainan lain yang dia lakukan petak umpet dengan menendang bola. Kawasan Puro Mangkunegaran seluas 10 hektare itu menjadi lokasi persembunyian dalam permainan itu.

"Kita dulu main petak umpet dengan bola, kita tendang trus kita ngumpet, ngumpetnya 10 hektar, luas. Yang nyari bisa 1-2 jam. Kasian, tapi itu serunya. Saya ngumpet nggak ada yang nyari, kan pekewuh," ujarnya.

Mangkunegoro X mengatakan, dari SD sampai kuliah, dia sudah tinggal di Jakarta. Namun sering ke Solo, terlebih bila ada acara.

Saat SD acara seperti kirab pusaka saat Malam 1 Suro, dia masih melihat saja. Karena belum tahu apa-apa.

"Dari SMP, Romo menambahkan tanggungjawabnya seperti bawa pusaka tombak. Dulu saya lagi sakit DBD bawa tombak juga pernah, saat SMP kelas 1 SMP. Namanya tugas dari Romo, tetap saya laksanakan," ucapnya.

Saat SMA, tugasnya bertambah. Dia menjadi cucuk lampah (komandan upacara). Mangkunegoro X mengatakan, pengenalan kebudayaan yang diberikan ayahnya secara pelan dan bertahap.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads