Pracima Tuin menjadi ikon baru di kompleks Puro Mangkunegaran. Taman yang baru selesai direvitalisasi itu, kini dibuka untuk umum meski dalam jumlah yang terbatas.
Pegiat sejarah sekaligus Ketua Solo Societeit Dani Saptoni mengatakan Taman Pracima dibangun oleh Mangkunegoro VII. Mangkunegoro VII terinspirasi dari taman Kota di Belanda.
"Dia (Mangkunegoro VII) pernah sekolah di Belanda, di sana ada garden city, sehingga ingin mengaplikasikannya di sini. Saat itu, taman ini tertutup, hanya digunakan untuk keluarga dan abdi dalem saja," kata Dani kepada detikJateng, saat ditemui di Taman Pracima, Sabtu (11/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari buku berjudul Gusti Noeroel, Dani menceritakan jika di Taman Pracima Tuin ini dulunya terdapat kolam renang untuk keluarga Mangkunegaran.
Pada Periode Mangkunegoro VIII, Taman Pracima kemudian dilengkapi oleh lapangan tenis. Namun, masih tertutup bagi masyarakat umum.
"Secara simbolis Mangkunegoro terbuka dengan pengaruh olahraga barat, karena tenis itu olahraga barat. Kampanye untuk menyehatkan masyarakat, meski hanya khusus digunakan oleh keluarga Mangkunegaran," ucapnya.
Dari Taman Pracima ini, dia melihat Mangkunegoro VII dan VIII bukanlah pemimpin yang konservatif. Sebab, mereka mau mengadopsi kemajuan zaman.
Perkembangan besar dilakukan pada era Mangkunegoro X. Dia membuka Taman Pracima untuk umum.
"Pada Mangkunegoro X, ada gerakan rekonstruksi sejarah. Kemudian dibangun ulang, tidak lepas dari pijakan sejarah berupa taman. Secara historis dan filosofis semakin kuat. Dulu hanya ruang pribadi, sekarang bisa digunakan ruang terbuka untuk umum, meski masih secara terbatas," ucapnya.
Dengan dibukanya Taman Pracima untuk umum ini, Dani mengatakan Mangkunegaran bisa mendapatkan dua hal sekaligus, yakni kebudayaan dan ekonomi.
"Masyarakat bisa wisata kuliner di sini, dengan menu khas Mangkunegaran. Itu menopang roda perekonomian Mangkunegaran. Dampaknya, pengetahuan soal Mangkunegaran bisa dibawa keluar, sehingga bisa jadi jujukan wisatawan, ke depannya kuliner tradisional akan tidak punah," ujarnya.
Sementara itu, KGPAA Mangkunegoro X mengatakan Taman Pracima artinya taman di barat, karena letaknya di barat Puro Mangkunegaran. Tamah Pracima ini diharapkan mampu menjadi daya tarik, dan menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.
"Adanya taman Pracima ini menjadi salah satu bagaimana Mangkunegaran bisa menjalankan fungsi dan amanahnya, sebagai penjaga, pelestari, dan pengembang kebudayaan," kata Mangkunegoro X.
Dalam kesempatan itu, KGPAA Mangkunegoro X menceritakan saat masih kecil, dia sering berolahraga di Taman Pracima ini.
"Saya dulu di sini, saat masih lapangan tenis dengan Romo Mangkunegoro IX, tempat kita main tenis. Tapi sejujurnya saya lebih suka main sepakbola," ucapnya.
Dia berharap Taman Pracima ini bisa menjadi tempat bertemunya kebudayaan Mangkunegaran dengan masyarakat.
"Memang saat ini dengan segala keterbatasan dari bulan Januari-Maret ini memang masih sangat terbatas, namun ke depannya bisa lebih aktif dalam menjalankan kegiatan kebudayaan, jadi wadah, dan sarana bagi masyarakat melakukan kegiatan kebudayaan di Taman Pracima ini," pungkasnya.
(ams/aku)