Plafon Kelas SDN 2 Palar Klaten Ambrol Dikira Gempa, Ternyata...

Plafon Kelas SDN 2 Palar Klaten Ambrol Dikira Gempa, Ternyata...

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 08 Feb 2023 14:04 WIB
Kapolsek Trucuk mengecek atap SDN 2 Palar Klaten yang ambruk, Rabu (8/2/2023).
Kapolsek Trucuk mengecek atap SDN 2 Palar Klaten yang ambruk, Rabu (8/2/2023). Foto: Istimewa
Klaten -

Langit-langit ruang kelas I SDN 2 Palar, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, ambrol. Detik-detik ambrolnya plafon itu semula dikira karena gempa bumi sehingga para siswa dan guru lari keluar.

"Terdengar bunyi kretek...kretek... kretek. Dikira gempa, sehingga siswa dan guru semua lari keluar ruangan," kata Kepala SDN 2 Palar, Sri Wahyuni kepada detikJateng, Rabu (8/2/2023).

Menurut Sri, kejadiannya sekitar pukul 07.15 WIB. Saat itu siswa hendak memulai pelajaran di kelas dengan berdoa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat kejadian anak- anak sedang berdoa. Baru hitungan detik atap ambruk, tetapi tidak ada korban luka karena semua lari keluar kelas," terang Sri.

Ambruknya atap itu diduga karena lapuk terkena air hujan atau udara lembap setelah hujan lebat kemarin.

ADVERTISEMENT

"Karena atap kena air atau mungkin lembap, tidak kuat. Tadi Polsek sudah ke sini dan sudah kita laporkan juga ke Dinas Pendidikan," imbuh Sri.

Terpisah, Kapolsek Trucuk AKP Sarwoko mengonfirmasi kabar ambrolnya plafon di SDN 2 Palar. Di saat berdoa, Sarwoko mengatakan, guru dan siswa mendengar suara seperti ada benda yang mau roboh.

"Mendengar suara mau roboh, tidak lama kemudian atap plafon ruang kelas bagian samping jatuh. Melihat hal tersebut guru dan para siswa berlari keluar ruang kelas dan selanjutnya atap plafon ruang kelas 1 jatuh seluruhnya," jelas Sarwoko.

Atas kejadian tersebut guru dan seluruh siswa kelas 1 yang berjumlah 9 orang selamat dan tidak mengalami luka. Penyebab diduga genting pecah.

"Penyebab kejadian diduga akibat ada genting ruang kelas yang pecah. Saat hujan plafon ruang kelas yang terbuat dari gypsum basah, sehingga mengakibatkan gypsum jatuh dari rangkanya," papar Sarwoko.

Akibat kejadian tersebut sekolah mengalami kerugian material sekitar Rp 10 juta.

"Kerugian material Rp 10 juta, tidak ada yang luka. Kita sudah mendatangi TKP dan melaporkan ke pimpinan," pungkas Sarwoko.




(dil/rih)


Hide Ads