Sejumlah anak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diduga kecanduan main handphone. Bahkan ada yang sampai dirawat dokter. Ada pula siswi SMP yang kecanduan mengakses situs porno.
Hal itu diungkapkan oleh dokter kejiwaan RSUD RAA Soewondo Pati, dr Yarmaji, Sp KJ saat ditemui wartawan, Selasa (31/1/2023).
"Untuk yang dirawat sudah bisa rawat jalan kembali. Kemarin dalam setahun (2022) 5 kasus, jadi usia anak usia SMP, SMA dan kuliahnya," kata Yarmaji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yarmaji menjelaskan, kasus terbaru ada seorang siswi SMP yang diduga kecanduan main HP dan mengakses situs porno.
"Anak SMP remaja putri datang bersama kedua orang tua. Dia kondisi gangguan emosi, sering mengurung diri, setelah ditanya orang tua dia mengalami tindakan bully dari sekolah," ungkap Yarmaji.
"Setelah kita telusuri di sini kaitannya bersama teman-teman di sekolah itu, ada kondisi penggunaan hp yang tidak terkontrol," imbuh dia.
Anak perempuan itu juga sering dirundung teman-temannya di sekolah. Akibatnya anak tersebut mengalami gangguan emosi dan sempat dibawa berobat oleh orang tuanya.
"Sehingga mungkin pernah akses situs pornografi sampai ada kondisi dia harus terpaksa temannya melihat itu secara terus menerus, itu tindakan tidak terpuji dengan teman perempuan juga," jelas Yarmaji.
"Itu akhirnya tidak kuat, melaporkan kepada orang tua dan di sini muncul kondisi yang memang harus kita dampingi," Yarmaji melanjutkan.
Gangguan Kejiwaan Anak Meningkat
Yarmaji menerangkan kasus gangguan kejiwaan anak terus meningkat, terutama setelah pandemi COVID-19. Sebab, selama pandemi mereka belajar lewat HP.
Dia menyebutkan, tiap satu tahun biasanya ada satu anak yang dirawat karena gangguan kejiwaan. Setelah pandemi meningkat jadi lima kasus dalam waktu setahun.
"Rawat inap saat masa pandemi hanya satu. Setelah pandemi mulai sekolah ada yang dirawat inap, tahun kemarin ada lima kasus," ujarnya.
Gangguan kejiwaan yang dialami anak-anak itu meliputi gangguan emosi, gangguan tidur, hingga gangguan perilaku. Menurutnya, gangguan itu imbas dari penggunaan HP yang tidak terkontrol.
"Setelah kita evaluasi beberapa anak ada penggunaan HP, entah untuk lihat medsos, tiktok, game. Hampir sebagian besar ada penggunaan HP tidak terkontrol atau masuk ke kecanduan gadget," terangnya.
Yarmaji menyarankan orang tua dan lingkungan sekolah agar lebih memerhatikan masalah ini.
"Pencegahan itu peran bersama orang tua dan lingkungan sekolah. Orang tua harus ada kendali terkait penggunaan HP. Batasan selama untuk tugas sekolah, dan di rumah harus ada pendampingan orang tua," jelasnya.
"Untuk refreshing boleh tapi sesuai usia, kemudian pembatasan hp di malam hari," Yarmaji menambahkan.
(dil/apl)