Tiang Beton Tetenger Rute Perang Gerilya Soedirman di Waduk Gajah Mungkur

Tiang Beton Tetenger Rute Perang Gerilya Soedirman di Waduk Gajah Mungkur

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Minggu, 22 Jan 2023 06:30 WIB
Tiang beton penanda rute gerilya Jenderal Soedirman di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Foto diambil Jumat 20/1/2023).
Tiang beton penanda rute gerilya Jenderal Soedirman di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Foto diambil Jumat (20/1/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Beberapa tiang beton berdiri menjulang di kawasan Waduk Gajah Mungkur (WGM), tepatnya di kawasan Kedungareng, Desa Sendang, Wonogiri. Ada tiang yang berdiri di pinggiran waduk. Namun ada pula yang berada agak di tengah.

Sekilas bentuk tiang tersebut mirip dengan tiang listrik beton tapi ukurannya lebih tinggi.

Di bagian atasnya terdapat bentuk seperti caping berwarna merah. Sedangkan di bawahnya terdapat sebuah bentuk tabung berlubang dengan warna serupa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata tiang-tiang tersebut bukan benda sembarangan. Tiang itu sengaja dipasang sebagai penanda rute gerilya Jenderal Soedirman di kawasan itu yang saat ini sudah terendam Waduk Gajah Mungkur.

Berdasarkan pantauan detikJateng di lokasi, ada tiga tiang yang berada di kawasan Kedung Areng WGM. Jarak antartiang sekitar puluhan meter. Tiga tiang mempunyai bentuk sama.

ADVERTISEMENT

"Iya, tiang itu tanda rute gerilya Jenderal Soedirman dulu," kata Kepala Desa Sendang, Sukamto kepada detikJateng, Jumat (20/1/2023).

Terkait siapa yang membangun dan kapan tanda itu dibuat, Sukamto belum bisa memastikan. Yang jelas tanda rute gerilya Jenderal Soedirman itu sudah ada sejak lama. Orang seumuran Sukamto di Desa Sendang sudah mengetahui jika itu tanda rute gerilya.

"Tetenger (tiang) itu juga sampai Wuryantoro ada. Dulu selain tiang ada tanda (rute gerilya) seperti apung-apung kecil seperti kaleng kerupuk, tapi sekarang sudah hilang," kata Sukamto.

Selengkapnya baca halaman berikutnya

Tiang yang berada di perairan WGM Kedung Areng sebagai tanda rute gerilya Jenderal Soedirman itu juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Wonogiri, Waluyo. Ia menuturkan di sejumlah jalan raya di kawasan Wonogiri ada tanda rute gerilya Jenderal Soedirman.

"Kalau di WGM tandanya seperti itu, tiang-tiang. Kalau di jalan raya berupa plakat seperti tanda arah bertuliskan rute gerilya Jenderal Soedirman. Sudah banyak yang hilang karena pelebaran jalan," kata Waluyo kepada detikJateng.

Ia mengatakan, rute gerilya Jenderal Soedirman berawal dari selatan (Kecamatan Pracimantoro) hingga sampai kawasan Wonogiri Kota. Dulu ada jalan utama Pracimantoro-Wonogiri Kota yang saat ini sudah menjadi perairan WGM.

"Jalan raya yang sekarang itu merupakan jalan baru. Dulu jalurnya ya yang ada tiang tanda rute gerilya. Karena ada pembangunan waduk, dibuat jalan baru di atas, jalan lama tergerus. Jadi memang di sana (tiang di genangan air) dulu jalan utama," ungkap dia.

Sebagai informasi, lokasi Waduk Gajah Mungkur dulunya merupakan sebuah permukiman. Sekitar tahun 1970-an, warga beberapa kecamatan ditransmigrasikan bedol desa untuk proyek pembangunan waduk. Jejak perang gerilya Jenderal Soedirman ikut tergenang.

Halaman 2 dari 2
(ahr/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads