Pendopo Taman Putro Dalem Tumenggungan, Jalan Ronggowarsito, Timuran, Banjarsari, Solo, kondisinya begitu memprihatinkan. Sebagian bangunannya bahkan sudah rata dengan tanah. Padahal, bangunan yang disebut masuk sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) itu memiliki sejarah penting.
Termasuk dalam hal penyiaran, hingga sempat diajukan untuk dijadikan sebagai museum penyiaran. Berikut sejarah Dalem Tumenggungan.
Menurut Direktur Lembaga Pers dan Penyiaran Surakarta (LPPS), Hari Wiryawan, Pendopo Taman Putro Dalem Tumenggungan merupakan studio radio pertama yang dimiliki bangsa Indonesia. Studio itu didirikan pada 1 April 1933 oleh KGPAA Mangkunegoro VII. Kala itu, radio tersebut bernama Soloche Vereenigin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sangat penting, karena lokasi itu dulunya studio radio pertama milik bangsa Indonesia. Kalau milik Belanda sudah banyak, seperti di Jakarta, Bandung, dan sebagainya," kata Hari saat dihubungi detikJateng, Senin (16/1/2023).
Pendopo Kepatihan digunakan sebagai studio radio SRV pada kurun waktu 1933-1935. Namun siaran resmi baru bisa dilakukan pada 5 Januari 1934. Pemancar dan studio terletak di sebuah ruang kecil berukuran sekitar 3x5 meter di sebelah timur pendopo utama.
Dari pemancar yang terletak di ruang studio itu terhubung dengan dua menara. Menara pertama terletak di bagian timur pendopo. Sedangkan menara kedua terletak di bagian belakang pendopo.
Sementara di bagian pringgitan pendopo digunakan sebagai kantor atau sekretariat SRV. Pada bagian bangsal tengah pendopo dulu tergelar seperangkat gamelan yang setiap saat bisa dibunyikan sesuai jadwal siaran yang langsung disiarkan live melalui studio SRV.
Selain musik gamelan, SRV juga pernah mengundang grub musik keroncong Monte Carlo, salah satu anggotanya adalah Gesang, yang waktu itu belum terkenal.
"Pada tahun 1933, SRV memang sudah berdiri tapi tidak memiliki studio. Kemudian meminjam kepada patih untuk pendoponya dijadikan studio. Kebetulan ketua SRV Ir MM Sarsito adalah adik kandung dari Patih Mangkunegaran KRMT Sarwoko Mangunkusumo," ucapnya.
Pada akhir tahun 1936, Pendopo Kepatihan sudah tidak lagi digunakan untuk studio radio SRV, karena SRV telah berhasil membangun studio khusus radio di Kestalan.
Ikuti berita menarik lainnya dari detikJateng di Google News.
(apl/sip)