Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek kondisi banjir yang terjadi di Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Banjir di lokasi itu belum surut meski telah berlangsung selama sepekan.
Ganjar mengatakan penyebab banjir adalah curah hujan tinggi. Pihaknya pun telah melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi hujan yang tinggi. Kata dia, curah hujan kini sudah beralih ke wilayah selatan, bukan di utara lagi.
"Penyebabnya banjir satu curah hujannya tinggi, dan kita menyelesaikan beberapa cara, karena cuaca cukup ekstrem maka cuaca dibereskan. Awan-awan di atas gumpal potensi jatuh, kita modifikasi cuaca, nah informasi cuaca ekstrem hari ini pindah ke selatan, maka Pantura dengan modifikasi awan kayak gini, hujan tidak terlalu deras," kata Ganjar di Doropayung, Pati, Rabu (11/1/2023).
Menurutnya, penyebab banjir di Pati juga karena kondisi letak geografis. Terutama di wilayah Juwana yang geografisnya berbentuk cekungan. Banjir juga diperparah dengan dibukanya Bendungan Pengendali Banjir Wilalung yang ada di Kudus.
"Memang ada karakteristik daerah yang cekungan, ini tidak bisa dibiarkan pasrah sama alam, tantangan berikutnya adalah rob, karena ini ada hubungannya sungai di Kudus, Sungai Wilalung," jelas Ganjar.
"Titik-titik area cekungan memang teknik apakah ditanggul atau dipolder, Pati harus punya ini. Itu teknis penanganan dan tidak boleh lama. Tahun 2023 ini harus segera ditangani, tugas kami mencari sumber anggaran, secara teknis dengan PUPR, sehingga ini diselesaikan. Saya minta kepada masyarakat untuk dukungannya," Ganjar melanjutkan.
Ganjar juga menyinggung soal limbah warga yang dibuang ke sungai. Imbasnya Sungai Juwana menjadi tercemar. Ganjar mengaku berupaya untuk mendatangkan pompa, namun hal tersebut tidak bisa mengurangi banjir.
"Limbah domestiknya jangan dibuang ke sungai, terus kemudian tidak ada yang ke sana. Saya tadi bilang ke sana ambil pompa bagaimana, nah itu tidak bisa karena di bawah ada saluran di limbah, itu ditutup semua sungai jangan dikotori. Kalau itu bisa dilakukan ke depan akan jauh lebih baik," pungkas Ganjar.
Untuk diketahui di Pati ada tujuh kecamatan terdampak banjir di antaranya Sukolilo, Gabus, Kayen, Pati, Jakenan, Juwana, dan Dukuhseti. Total ada 50 desa yang di Pati yang masih kebanjiran hingga sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikuti berita menarik lainnya dari detikJateng di Google News.
(ahr/dil)