Sebuah prasasti ditemukan di situs Candi Watu Genuk, Kabupaten Boyolali, usai kegiatan ekskavasi tahap ketiga. Prasasti itu diharapkan dapat mengungkap sejarah situs Candi Watu Genuk yang diperkirakan dari peninggalan abad 8-9 Masehi.
"Dari hasil penggalian ditemukan sebuah batu yang bertuliskan, ada inskripsinya, yang biasa disebut prasasti," kata Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Eri Budiarto, di situs Candi Watu Genuk, Desa Kragilan, Mojosongo, Boyolali, Rabu (11/1/2023).
Eri mengatakan ekskavasi tahap ketiga itu ingin menampakkan sudut-sudut bangunan candi agar lebih jelas. Sebab seluruh sudut bangunan belum nampak saat ekskavasi tahap dua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, untuk mencari ketinggian batas tanah permukaan asli pada situs ini digunakan. Tujuan itu sudah tercapai dan terpenuhi," ujar dia.
Tak hanya itu, batu prasasti juga ditemukan dalam ekskavasi pada Selasa (10/1). Temuan itu dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali dan BPCB Jateng. Hari ini temuan itu ditindaklanjuti untuk penyelamatan.
Batu prasasti itu ditemukan di candi perwara bagian tengah dan menjadi bagian dari tubuh candi. Batu itu lebarnya 33 cm, panjang 60 cm, dan ketebalannya berkisar 14-18 cm.
"Cuma untuk tulisannya belum bisa kita baca. Kita bawa ke kantor BPCB Jateng untuk dilakukan kajian, isi dari prasasti tersebut apa," jelas Eri.
"Kalau tulisannya berhuruf jawa kuno dan kemungkinan bahasanya sanskerta. Nanti akan kita kaji di kantor (BPCB) untuk dilakukan pembacaan oleh ahli paleografi atau ahli prasasti untuk bisa diungkap," sambungnya.
Menurut Eri, temuan prasasti itu merupakan hal yang sangat berharga dan penting.
"Kan sangat jarang sebuah bangunan candi ada temuan prasastinya. Tapi di situs Watu Genuk ini alhamdulillah ada prasasti yang semoga bisa mengungkap latar belakang situs ini," terang dia.
Dari tulisan huruf-huruf yang tampak di prasasti, menurut Eri, belum ditemukan yang menunjukkan angka tahun. Namun keterangan tahun dalam prasasti kadang ditulis dalam sengkalan atau kalimat yang menunjukkan angka tahun.
Sedangkan situs Candi Watu Genuk diperkirakan peninggalan sekitar abad 8-9 Masehi dan berlatar agama Hindu. Hal itu diketahui dari tipe, model, ragam hias, dan lainnya.
Dijelaskan Eri, kompleks bangunan Candi Watu Genuk terdiri dari bangunan utama yang pintu masuknya ke arah barat. Kemudian di depannya ada tiga perwara yang menghadap.ke timur.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Diduga bangunan candi ini dikelilingi pagar, karena ada jejak-jejak indikasi pagar meski temuan batu pagarnya sudah tidak utuh. Sementara itu ketinggian candinya belum bisa diprediksi. Sebab harus dilakukan kajian studi kelayakan.
Jika hasilnya ada rekomendasi untuk dipugar atau direstorasi, maka bisa dilanjutkan dengan studi teknis arkeologis. Dari situ akan muncul rencana bentuk penggambarannya untuk direkonstruksi. Menurut Eri, situs Watu Genuk sangat potensial untuk dipugar.
Pamong Budaya Bidang Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Sumarjo mengatakan ekskavasi tahap ketiga ini menggandeng pihak ketiga dengan pendampingan BPCB Jateng. Ekskavasi ini menggunakan dana dari APBD 2022 dan akan dianggarkan kembali tahun ini.
"Ini anggaran 2022. Pelaksanaannya sudah selesai. Ini ada pendampingan BPCB yang lebih berwenang. Hasilnya ada beberapa temuan, langsung kita laporkan ke BPCB," kata Sumarjo.
Ikuti berita menarik lainnya dari detikJateng di Google News.