Menelisik Sejarah Situs Watu Gilang di Pujon Malang

Urban Legend

Menelisik Sejarah Situs Watu Gilang di Pujon Malang

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Kamis, 27 Mar 2025 15:28 WIB
Situs Watu Gilang di Pujon Malang
Situs Watu Gilang di Pujon Malang (Foto: Dok. Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI)
Malang -

Desa Ngabab yang terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang merupakan salah satu kawasan yang masih menyimpan peninggalan bersejarah. Salah satunya berupa situs bernama Watu Gilang.

Situs Watu Gilang ini terdiri dari formasi batuan andesit berbentuk balok pendek berukuran 30x20 sentimeter yang diselingi oleh batu panjang berukuran 62x23 sentimeter. Batuan itu tertata rapi memanjang dengan panjang sekitar 28 meter dan tinggi 4 meter.

Untuk lokasi tepat situs Watu Gilang ini berada di area bukit bagian selatan Gunung Anjasmoro atau di sekitar perbatasan Kecamatan Pujon-Ngantang. Peninggalan ini sendiri banyak interpretasi dari berbagai pihak baik akademi maupun non akademi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan penjelasan yang dihimpun dari laman Kemdikbud, wilayah perbukitan tempat situs itu berada merupakan tempat terjadinya pertempuran antara pengikut Ken Arok dan tentara kerajaan Kediri.

Pertempuran pada tahun 1222 itu dikenal dengan sebutan Perang Ganter (nama ganter diambil dari lokasi perang yang saat ini dikaitkan dengan Dusun Ganten). Perang itu menjadi penanda runtuhnya kerajaan Kediri dan dimulainya pemerintahan Ken Arok di Singasari.

ADVERTISEMENT

Hasil penelitian menduga bahwa fungsi Situs Watu Gilang pada zamannya digunakan sebagai benteng pertahanan pada saat perang Ganter. Dugaan tersebut mempertimbangkan letak situs yang berada di dekat lokasi perang.

Namun, penafsiran lain juga banyak bermunculan salah satunya menyebut peninggalan Watu Gilang itu merupakan situs pertapaan semacam Mandala Kadewaguruan atau bisa disebut sebagai asrama Kependetaan.

"Situs pertapaan semacam mandala kadewaguruan. Eranya kemungkinan sudah ada sejak masa Kediri yang berlanjut sampai masa Majapahit akhir," ungkap Sejarawan asal Malang Suwardono saat dihubungi detikJatim, Kamis (27/3/2025).

Dugaan bahwa situs Watu Gilang adalah tempat pertapaan salah satunya diperkuat dengan lokasinya yang berada di daerah pegunungan. Suwardono mengatakan bahwa Mandala Kadewaguran memang kebanyakan berada di daerah pegunungan.

"Mandala kadewaguruan itu sebenarnya ada juga yang berada di tepi laut, tetapi kebanyakan yang ideal menurut para pertapa adalah daerah pegunungan, hal itu disebabkan latar belakang keyakinan mereka pada zaman dulu," kata Suwardono.

"Keyakinan mereka dulu mendasarkan kepada pemujaan terhadap hyang guru (bhatara guru) yang mereka anggap sosok pemujaan tertinggi, dan tempat ka-hyang-an nya berada di puncak gunung. Oleh karena itu tempat pemujaannya didekatkan terhadap sosok hyang tadi," imbuhnya.




(hil/iwd)


Hide Ads