Banjir bandang menerjang Kecamatan Tembalang, Semarang, Jumat (6/1). Dua orang tewas akibat banjir yang dipicu jebolnya tanggul Sungai Babon ini.
Korban tewas pertama di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh. Korban kedua ada di Kelurahan Rowosari.
Dua daerah tersebut terkena limpasan Sungai Babon yang meluap dan untuk perumahan Dinar Indah diperparah dengan tanggul yang jebul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban pertama yaitu Agus Purbantoro (50) yang terjebak di dalam rumah saat banjir di Perumahan Dinar Indah. "Satu yang terjebak karena berkebutuhan khusus dan sakit, rumahnya dekat pinggir sungai. Dia sendirian, adiknya kerja," ujar Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Jumat malam (6/1/2023).
Kemudian korban kedua di Rowosari RT 2 RW 3 yaitu Zaenuri (38). Dari keterangan yang diperoleh detikJateng dari PMI, korban mengalami henti napas dan sempat diberi pertolongan pertama dengan Resusistasi Jantung Paru (RJP) dan kembali sadar.
Korban sempat dibawa ke RSUD Wongso Negoro, namun nyawanya tetap tidak tertolong.
"Sekitar pukul 18.30 WIB dibawa ke RS, dilaporkan meninggal dunia pukul 20.30 WIB," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar lewat pesan singkat, Sabtu (7/1).
Detik-detik Mencekam Banjir Bandang
Warga menceritakan detik-detik mencekam ketika tanggul sungai itu jebol dan membuat air bah. Peristiwa banjir bandang itu terjadi pada Jumat (6/1) sekitar pukul 15.00 WIB.
Kala itu Seno (52) mengaku menjadi orang pertama yang melihat air limpasan Sungai Babon itu.
"Kebetulan saya Koordinator Sibat (siaga bencana berbasis masyarakat). Saya nengok ke sungai, posisi air sungai dengan tanggul hampir sisa 10 cm. Nggak sampai dua menit, posisi tanggul sebelah barat jebol. Air langsung datang kayak air bah," ujar Seno di Masjid tempat evakuasi warga, Sabtu (7/1).
Seno menuturkan alarm peringatan dini banjir sudah berbunyi karena limpasan air Sungai Babon sudah mulai masuk ke perumahan. Warga juga sudah banyak yang mulai mengevakuasi diri ke lahan yang lebih tinggi. Pompa juga sudah menyala untuk menyedot air dan mengembalikan air ke sungai.
Ketika air menerjang, dia mengaku sempat berpegangan pada tiang kabel telepon. Saat itu Seno diselamatkan putranya menggunakan selang yang dikaitkan ke pagar.
"Saya ditarik pakai selang," ujarnya.
Korban banjir lainnya, Maria mengatakan saat air mulai naik perlahan karena limpasan, dia sempat menyelamatkan satu motor ke daerah yang tinggi. Namun ketika ia kembali ke rumah untuk mengamankan motor lainnya dia sudah dihadang air bah.
"Motor langsung saya tinggal saya pegangan tembok rumah tetangga. Sama bapak-bapak suruh manjat dan dobrak pintu. Terus masuk rumah warga di lantai dua. Arusnya kencang sekali. Wah, kalau tidak pegangan sudah hanyut," ujar Maria.
(aku/aku)