Kesuksesan Perusahaan Otobus (PO) Haryanto yang ada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak lepas dari semangat pantang menyerah sang pemilik, Haryanto. Haryanto mengawali usahanya itu mulai dari utang untuk membeli bus. Lalu seperti apa kisahnya?
Tim detikcom berkesempatan berkunjung di garasi PO Haryanto di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus. Purnawirawan itu menyambut baik kedatangan di PO Haryanto. Haryanto pun sempat menunjukkan beberapa bus yang terparkir di halaman PO Haryanto.
Haryanto menceritakan mengawali usahanya saat menjadi anggota TNI tahun 1979. Haryanto awalnya bertugas di Arhanudri 1/Kostrad di Tangerang. Saat itu kondisinya serba pas-pasan namun bertekad membahagiakan orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu saya militer tugas di Tangerang, saya waktu itu saya berpangkat prajurit dua, prajurit satu saya nikah, terus saya berpikir saya bisa mencari masa depan karena jauh dari orang tua, saya dididik dari keluarga tidak mampu, sehari-hari kadang cari sambilan. Saya sulit untuk makan," jelas Haryanto kepada detikJateng, Rabu (4/1/2023).
"Saya bagaimana cara meringankan beban ibu saya orang tua saya, karena orang tua tidak mampu. Saya pernah batil pernah, saya tidak malu," lanjut Haryanto.
Baca juga: Profil Haji Haryanto Pemilik PO Haryanto |
Haryanto di sela-sela menjadi seorang prajurit mulai merintis usaha bidang transportasi. Gajinya yang dulu hanya Rp 18 ribu disisihkan untuk mengawali usahanya. Haryanto pun sempat juga memiliki sampingan menjadi seorang sopir angkutan.
"Saya menjadi anggota TNI tahun 1979, mulai tahun 2002 merintis bus. Gaji tentara Rp 18 ribu, otomatis saya habis pulang dinas, karena dulu saya tugasnya mengemudi di batalyon, jadi pulang dinas saya nyopir. Dari tentara itu saya harus disiplin semua, di TNI bisa mengambil hikmah, disiplin adalah napasku," kata Haryanto.
Haryanto lantas memberanikan diri untuk membeli beberapa unit angkutan. Lalu setelah itu berani mengambil utang dan membeli bus. Awalnya dia hanya memiliki 11 bus hingga berkembang ada 37 bus pada tahun 2007.
"Tahun 2002 itu mulai mendirikan bus PO Haryanto awalnya rute Cikarang-Tangerang tapi gagal, karena tidak sesuai, setelah gagal saya membangun tahun 2004, saya pindah rute Jawa Tengah itu bus tidak masuk akal, jelek tapi penuh juga," jelasnya.
Halaman selanjutnya, pernah diterpa krisis.
Dia pun pernah mengalami badai krisis pada tahun 2007 silam. Sebab ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Berkat semangatnya, usaha Haryanto berkembang terus. Pada tahun 2015 sudah memiliki hampir 100 unit bus. Haryanto pun berencana untuk menambah armada bus untuk pariwisata dan trayek baru ke wilayah Sumatra.
"Saya yakin kepada Allah, saya mendapatkan pertolongan dari bank, sampai tahun 2010 bus itu berkembang, pada tahun 2015 bus kita hampir 100 unit dan berkembang-berkembang menjadi saat ini 250 lebih, dan masih ada yang belum diambil 30 an bus pariwisata dan AKAP," pungkas Haryanto.