Mantan direktur operasional PO Haryanto, Rian Mahendra, mengungkap alasannya tak mendapat pesangon usai dipecat. Padahal, kata Rian, dia sudah 19 tahun bekerja di perusahaan milik ayahnya, Haji Haryanto, itu.
Ditemui detikcom, di kontrakannya Baturan, Colamadu, Karanganyar, Rio mengatakan tidak pernah itung-itungan selama belasan tahun bekerja di bawah kepemimpinan ayahnya.
"Itu kan perusahaan keluarga, saya kerja selama ini nggak ada itung-itungan uang sama bapak. Tugas saya mencari uang," kata Rian, kepada detikJateng, Kamis (5/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bercerita membuat jaringan agen untuk membesarkan PO Haryanto selama 19 tahun. Selain itu, ia berkeliling dari Sumatera hingga Bali untuk membuat jaringan operasional.
"Selama 19 tahun saya bikin jaringan agen, saya bikin jaringan operasional, saya bikin jaringan market. Kantor saja mungkin nggak tahu agen-agenku di mana, selama ini aku nyari duit di mana aja mungkin kantor nggak tahu. Jadi tugas saya hanya fokus di situ," ujarnya.
Rian mengaku meski bekerja di bawah perusahaan orang tua, ikatan yang terjalin antara dia dan sang ayah yakni ikatan bakti. Bahkan sampai ia dikeluarkan dari PO Haryanto, Rian masih memegang pesan dari sang ayah.
"Saya sama bapak ikatan kerja, ikatan bakti, benar Bapak selalu bilang perusahaan itu harus profesional, karyawan-karyawan, perusahaan-perusahaan, keluarga-keluarga. Kata-kata itu saya pegang, Mas. Tapi saya nggak pernah ada hitung-hitungan uang sama Bapak," ucapnya.
"Karena saya sadar walaupun itu perusahaan, buat saya itu orang tua. Jadi saya kerja sama bapak ikatannya bakti," ujarnya.
Dia juga tidak ingin mempersoalkan pesangon yang tidak diberikan oleh perusahaan kepadanya. Menurutnya, apa yang telah diberikan sang ayah untuk keluarganya sudah lebih dari cukup.
"Buat apa saya meributkan pesangon, buat apa ngeributin gaji, buat apa ngeributin uang di perusahaan ke saya. Sedangkan, anak-anak saya, keluarga saya adik-adik saya hidup dari Pak Haji (Haryanto), buat aku itu udah lebih dari cukup," terangnya.
Rian menyadari selama ini ia bekerja mencari uang untuk perusahaan dan menyejahterakan karyawannya. Sehingga, kata Rian, dia lupa untuk memikirkan dirinya sendiri.
"Kalau saya nyari duit, kalian nggak akan nemuin saya di rumah kontrakan. Mungkin saya sudah punya rumah sendiri. Saya selama ini nggak ada tendensi uang selama bekerja, makanya cuma fokus nyari uang buat perusahaan, menyejahterakan rekan-rekan kerja saya dan bodohnya saya lupa memikirkan diri saya sendiri," pungkasnya.
Bahkan, ia mengaku hanya mempunyai satu kendaraan yakni N-Max yang ia beli dari hasil keringatnya sendiri.
"Saya cuman punya N-Max, Mas. Itu kredit sendiri dulu, mobil nggak ada, nggak punya, (kendaraan) inventaris semua," pungkasnya.
(sip/aku)