Banjir yang merendam Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah, berangsur surut. Ketinggian banjir di wilayah tersebut bervariasi antara 60-80 cm di titik tertentu.
Pantauan di lokasi pukul 15.30 WIB, Rabu (4/1/2023), banjir di RT 03 RW 02 berkisar antara 30-80 cm. Beberapa warga yang emoh mengungsi memilih bertahan di rumah dengan membuat panggung.
Salah satunya Muadhomah (45). Rumahnya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari tempat pengungsian di Balai Desa Prapelan. Ketinggian air di rumahnya mencapai sekitar 80 cm, namun dia emoh mengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muadhomah menjelaskan banjir menggenangi rumahnya sejak Jumat (30/12/2022) dengan ketinggian paling parah mencapai sekitar 120 cm.
"Anak-anak diajak mengungsi tidak mau, dikasih makan di sana (Balai Desa Prampelan) tidak mau. Iya, bikin panggung dari bambu," ujar Muadhomah yang bertahan di rumah dengan jumlah enam orang itu.
Selain anaknya tak mau mengungsi di balai desa, dia juga punya cucu yang usianya di bawah dua tahun. Dia pun memilih membangun panggung setinggi sekitar dua meter dari lantai rumahnya yang terendam banjir.
Pintu rumahnya pun rendah, sehingga harus menundukkan kepala saat masuk rumah. Tampak berderet pakaian yang dijemur di depan pelataran rumahnya. Muadhomah sedang duduk bersama cucunya di atas panggung.
Rumah Muadhomah merupakan peninggalan orang tuanya. Rumah itu berdinding kayu dan triplek dan tercatat di pemerintah desa sebagai keluarga tidak mampu.
"Bikin panggung Sabtu (31/12/22). Ini barang-barang dinaikkan semua karena lemari pakaian, barang-barang, pada basah semua," ujarnya.
![]() |
Muadhomah bertahan di rumah tersebut bersama suami, tiga anak, dan satu cucu. Ia mengaku tak pernah mendapat bantuan makanan dan sebagainya.
"Belum pernah dapat bantuan. Iya ini masak sendiri dari persediaan sebelumnya. Sekarang sudah habis. Pampers adik juga sudah habis," keluhnya.
Muadhomah juga mengeluh tak bisa bekerja seperti biasa.
"Saya di percetakan, dikerjakan di rumah. Iya ini nggak bisa kerja, itu kertasnya masih banyak," ujarnya.
Selengkapnya masih 100 warga yang mengungsi di Balai Desa Prapelan.
Ada 100 Pengungsi di Balai Desa Prapelan Sayung
Kades Prampelan, M Qoif mengatakan masih banyak rumah warga yang terendam banjir. Sejumlah pengungsi pun masih bertahan di Gedung Olahraga Balai Desa Prampelan.
"Pengungsi 100 orang. Tapi sebagian masih mengungsi di musala atau masjid dekat rumahnya," ujar Qoif saat ditemui di Balai Desa Prampelan, Rabu (4/1).
Baca juga: Kondisi Terkini Banjir di Tirto Pekalongan |
Terkait bantuan kepada Muadhomah, Qoif mengaku kesulitan untuk mendistribusikan bantuan. Terlebih ia menyebut lokasi tersebut banjirnya mencapai 60-120 cm.
"Kendalanya karena itu ketinggian air mencapai 100 meter, dari pihak sini kesulitan. Dari pihak desa menganjurkan RT atau perwakilan datang ke dapur umum balai desa tapi tidak datang," terangnya.
"Alhamdulillah untuk kebutuhan pengungsi di Balai Desa (Prampelan) bisa tercukupi dan bisa melebar ke RT-RT lain," tutupnya.