Banjir masih melanda 10 desa di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, siang ini. Air masih merendam wilayah tersebut dengan ketinggian hingga 30 sentimeter.
Plt Camat Sayung, Wiwin Edi Wahyudi, menyebut dampak curah hujan tinggi di Sayung membuat 10 dari 20 desa di wilayah itu terdampak banjir hingga saat ini.
"Dampak curah hujan yang tinggi 31 Desember 2022, ada 10 desa yang terdampak banjir. Dari 10 desa dapur umum ada 6 desa," ujar Wiwin di depan Gedung Olahraga (GOR) Balai Desa Pramapelan, Selasa (3/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir terparah melanda Desa Prampelan. Saat ini ketinggian air masih sekitar 30 sentimeter. Namun ketinggian air tersebut terhitung mulai surut karena sempat mencapai 85 cm pada akhir pekan lalu.
![]() |
"Alhamdulillah ini sudah surut sekitar 30 cm. Paling tinggi (hari Jumat) 85 cm," kata Wiwin
"Demikian juga di Prampelan ini karena terdampak yang paling parah. Sudah banyak upaya-upaya untuk melakukan evakuasi lewat perahu karet," sambungnya.
Sementara itu, lanjut Wiwin, banjir di Desa Loireng membuat wilayah itu tidak bisa dilalui sepeda motor. Pihak terkait memfasilitasi mobil untuk akses keluar masuk warga desa tersebut.
"Seperti di Loireng karena tinggi di sana, kita bantu mobil truk di BPBD untuk aktivitas keluar masuk di Loireng. Akses jalannya bagus, tapi ketinggian airnya itu sepeda motor itu tidak bisa lewat di situ. Kalaupun mobil juga mobil yang harus tinggi kayak jip," terangnya.
Dugaan Penyebab Banjir di Demak
Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono, mengatakan bahwa ketinggian genangan air di Desa Prampelan masih terdapat sekitar 1 meter. Ia menyebut selain curah hujan yang tinggi, kondisi sungai yang dangkal menyebabkan banjir di wilayah tersebut.
"Kalau di beberapa daerah ini sudah cenderung surut namun di Desa Prampelan ini masih bertahan. Ada juga tadi saya lakukan pengecekan masih ada 1 meter, di atas perut daripada orang dewasa," kata Budi di sela memberi bantuan kepada warga di Depan Gedung Olahraga (GOR) Balai Desa Prampelan, Selasa (3/1).
"Iya, di depan ini juga ada Sungai Seruni yang memang lebarnya juga sempit dan tentunya juga dangkal. Sehingga tidak bisa menampung debit air baik dari aliran sungai maupun intensitas hujan yang cukup tinggi. Sehingga air limpas meluber ke jalan menggenangi lingkungan rumah di masyarakat Desa Prampelan," sambungnya.
Selain itu, ia menyebut bahwa geografis Desa Prampelan merupakan wilayah cekung. Sehingga air sulit keluar dan menggenangi wilayah tersebut.
"Karena ini langganan banjir bila nanti ada intensitas hujan yang sangat tinggi, otomatis seperti desa Prampelan karena strukturnya terbentuk daripada tanahnya adalah cekungan. Otomatis limpasan air ini akan menggenangi tanah atau daratan yang ada di Desa Prampelan ini," terangnya.
Ia menyebut bahwa Pemkab Demak telah mengajukan normalisasi sungai yang ada di Demak. Selain itu Pemkab juga mengajukan bantuan pompa air.
"Pemerintah daerah kemarin sudah mengajukan berupa normalisasi seluruh aliran sungai yang ada di wilayah Kabupaten Demak. Dan juga meminta bantuan juga terkait dengan pompa air untuk memompa air, bilamana ada kejadian banjir di wilayah Kabupaten Demak," terangnya.
Hal senada disampaikan Plt Camat Sayung, Wiwin Edi Widodo. Wiwin mengatakan ada sipon saluran air yang tak berfungsi.
"Ini tadi juga kita cari akar permasalahan kenapa sampai bisa banjir seperti ini, salah satunya adalah sipon yang ada di Genggongan itu kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Dan kemarin ada upaya dari desa itu meminta dari BBWS mesin pompa untuk menyedot air sehingga membantu untuk mengurangi tinggi air," ujarnya.
(aku/aku)