Akun palsu mengatasnamakan Bupati Blora, Arief Rohman bergentayangan di media sosial. Diduga, pemilik akun menggunakannya untuk aksi penipuan.
"Ada pihak-pihak yang berupaya melakukan penipuan dengan membuat akun Facebook menyerupai akun Facebook saya dan mengirimkan pesan inbox untuk memberikan bantuan melalui komunikasi WhatsApp," ucap Bupati Arief Rohman saat dikonfirmasi, Senin (2/1/2023) .
Ia meminta untuk tidak terkecoh dan berhati-hati modus penipuan tersebut yang mengatasnamakan dirinya. Pihaknya mengaku telah melaporkan kejadian ini kepada polisi.
"Sudah dilaporkan ke kepolisian. Teridentifikasi ada di wilayah Jatim," terangnya.
Adapun modus yang dilakukan oleh pelaku adalah menghubungi calon korbannya melalui aplikasi Facebook. Pelaku yang mengaku bupati itu menjanjikan akan memberikan bantuan untuk pembangunan pesantren dan masjid.
Kemudian, pelaku akan mengarahkan komunikasi lebih lanjut menggunakan Whatsapp.
Meski demikian, lanjutnya, belum ada laporan mengenai adanya korban dari praktik penipuan tersebut. Dia meminta agar masyarakat tidak menanggapi jika dihubungi oleh akun tersebut.
"Tolong abaikan saja. Tidak ada bantuan lewat media sosial apalagi Facebook atau WA dan sejenisnya. Pelaku akan kita lacak bersama Kepolisian. Apabila ada pihak pihak yang dirugikan segera lapor Kepolisian terdekat," kata Arief.
Terkait dengan kasus tersebut, pihak Kepolisian Resor (Polres) Blora turun tangan. Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Supriyono mengungkapkan pelaku belum teridentifikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku belum diidentifikasi, baru klarifikasi saksi-saksi. Kita melacak untuk akun itu kan susah. Masih lidik," jelasnya saat dihubungi, Senin (2/1/2023).
Pihaknya juga bakal berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait untuk menuntaskan penyelidikan akun abal-abal tersebut.
"Otomatis. Kita nanti akan klarifikasi ke saksi-saksi dulu, dia modusnya bagaimana lewat akun. Baru kita lacak," jelasnya.
Ia menambahkan, kasus penipuan dengan konten palsu kerap terjadi. Biasanya pelaku mengatasnamakan pejabat publik. Selain bupati, kata dia, juga akun atas nama kapolres Blora dan kasat reskrim.
"Sering digunakan. Tidak hanya bupati saja, kapolres dan kasat reskrim juga sering dipakai untuk menipu mereka," jelasnya.
(ahr/apl)