Banjir di Tirto Pekalongan Semakin Tinggi, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir di Tirto Pekalongan Semakin Tinggi, Ratusan Warga Mengungsi

Robby Bernardi - detikJateng
Minggu, 01 Jan 2023 15:55 WIB
Banjir di Desa Pacar, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Minggu (1/1/2023).
Banjir di Desa Pacar, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Minggu (1/1/2023). (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Kabupaten Pekalongan -

Genangan banjir di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, semakin tinggi. BPBD Kabupaten Pekalongan menyebut 889 warga mulai mengungsi di enam titik pengungsian di Kecamatan Tirto dan Siwalan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Rahardjo mengatakan enam titik pengungsian ini yakni di Masjid Dupantek, Desa Karangjompo, sebanyak 269 warga; di Masjid Nur Khasan, Desa Pacar, terdapat 297 warga; di Musala Al Ikhwan, Desa Pacar, ada 31 warga; di Masjid Darusalam, Samborejo, ada 175 warga; di MIS Samborejo, ada 71 warga. Kelimanya di Kecamatan Tirto. Sedangkan satu titik pengungsian berada di Kecamatan Siwalan yakni di Lokatek, sebanyak 56 warga mengungsi.

"Jumlah total warga di Kabupaten Pekalongan yang mengungsi total 889 jiwa dari data pukul 10.00 WIB tadi. Banyak warga yang memang sejak tadi pagi mengungsi karena ketinggian air banjir bertambah tinggi," ungkap Budi, Minggu (1/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketinggian air juga nampak dari pantauan detikJateng di Desa Pacar, Kecamatan Tirto, yang naik hingga 50 cm. Saat ini ketinggian air di lokasi setempat sekitar 100 cm.

Warga Desa Pacar, Abdurachman (55) mengatakan ketinggian air di hari kedua kian naik.

ADVERTISEMENT

"Kemarin, di jalan sini hanya selutut. Tapi sekarang sudah sepinggang, satu meteran apa ya. Makanya hari ini banyak yang mengungsi, air semakin tinggi," ujarnya ditemui detikJateng di lokasi banjir.

Ia menjelaskan ketinggian air disebabkan karena hujan dan limpasan sungai yang ke permukiman.

"Semalam saja hujan besar lagi, dua kali. Tadi pagi juga hujan. Membuat air semakin tinggi," imbuhnya.

Abdurachman tidak mengungsi, namun sengaja membuat tenda di dekat jalur rel kereta api. Sedangkan keluarganya diungsikan ke masjid.

"Keluarga mengungsi ke masjid. Ini saya berjaga buka tenda. Ya masak sendiri, bantuan makanan juga tidak sampai sini. Saya walaupun bukan petugas keamanan sukarela membantu menjaga, antisipasi kalau ada orang-orang yang memanfaatkan banjir untuk mengambil barang-barang," ungkapnya.

Ketinggian air hari ini, dikatakannya terparah selama banjir terjadi di wilayahnya. "Ini terparah, biasanya sampai seminggu," katanya.

Simak langkah Pemkab Pekalongan di halaman berikutnya.

Sementara itu Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq saat meninjau lokasi banjir di Desa Pacar, Kecamatan Tirto, menjelaskan pihaknya ingin memastikan keutuhan warga yang mengungsi dan evakuasi lansia yang masih bertahan di rumah.

"Kalau pengungsian ada yang mengungsi di enam titik yang saya lihat memang banjirnya di Desa Pacar ini rata. Kasihan. Tapi alhamdulillah masyarakatnya sabar dan kompak gotong royong membuat dapur umum. Tapi kita dari Pemkab backup, semuanya," kata Fadia Arafiq.

Pihaknya juga menyiapkan layanan kesehatan di sejumlah titik untuk antisipasi adanya warga yang sakit.

"Insyaallah tidak ada kekuranganlah (kebutuhan pengungsi), di sini kita menyiapkan cek kesehatan ada, kebutuhan dasar ya insyaallah lengkap, termasuk alas lengkap, walaupun tidak merata minimal anak-anak, yang bayi, lansia, terus ibu hamil, kita dahulukan," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(aku/rih)


Hide Ads