Curhat Warga Mlangsen Blora yang Rumahnya Tergerus Erosi Sungai

Curhat Warga Mlangsen Blora yang Rumahnya Tergerus Erosi Sungai

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Selasa, 27 Des 2022 18:11 WIB
Warga menyaksikan kondisi rumah di lahan yang longsor akibat tergerus aliran sungai Lusi, Blora, Selasa (27/12/2022).
Warga menyaksikan kondisi rumah di lahan yang longsor akibat tergerus aliran Sungai Lusi, Blora, Selasa (27/12/2022). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Blora -

Lahan di Kelurahan Mlangsen RT 09 RW 02, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, terus tergerus air Sungai Lusi. Kondisi rumah di lahan tersebut kian diambang longsor.

"Longsor di awal Desember, mulai tergerus pelan-pelan. Karena tanahnya tidak bisa diselamatkan, akhirnya kita pindahkan barang-barang yang ada di rumah," kata warga setempat, Widhi Arisunan (32) saat ditemui di lokasi, Selasa (27/12/2022).

Khawatir tanah di bawah rumahnya terus tergerus, Widhi pun merobohkan rumahnya belum lama ini. Ia bersama istri dan neneknya kini mengungsi di rumah neneknya yang di seberang jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terakhir tadi malam (air sungai) banjir lagi, itu sampai bawah. Banjir besar. Takut curah hujan masih tinggi, warga sekitar juga takut kalau melebar dan menambah korban lagi karena tanahnya bergerak," ujar Widhi.

Senada diutarakan Parlan. Bagian belakang rumahnya longsor. Selama 20 tahun tinggal di situ, Parlan mengaku longsor baru terjadi sekali ini.

ADVERTISEMENT

"Sudah saya uruk juga, pihak kelurahan sudah melaporkan tapi belum ada penanganan. Sementara masih ditempati, ke mana lagi tidak ada tempat lain. Sebenarnya takut, tapi tak ada pilihan," ucap Parlan.

Rumah warga lain, Parmin, juga terancam longsor. Parmin mengaku tak bisa tidur tiap hujan turun karena memikirkan derasnya aliran Sungai Lusi yang menambah parah erosi.

"Entah dibenerin pemerintah atau tidak. Tidak tahu, karek kersane Gusti (tinggal kehendak Tuhan). Ini rumah satu-satunya. Nggak bisa membayangkan kalau longsor. Kalau hujan dengar 'krosak-krosak' nggak bisa tidur," kata Parmin.

Sementara itu Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Blora, Surat mengatakan upaya yang dilakukan sejauh ini ialah penanganan darurat.

"Sebulan lalu sudah kami lakukan penanganan darurat dari DPUPR, semampu kami. Memang perlu digiatkan lagi penanganannya secara gotong royong bersama kelurahan setempat sehingga kekurangannya bisa saling melengkapi," kata Surat.

"Kemarin saat kami lakukan penanganan sementara dari dinas kami sendirian, gotong royong dari kelurahan setempat belum ada," imbuh dia.

Surat menambahkan, pihaknya sudah melapor ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Dia memperkirakan penanganan akan dilaksanakan pada tahun depan.

"Ini kewenangan BBWS Pemali Juana Semarang. Bencana seperti itu biasanya hanya penanganan darurat, itu pun jika anggaran tersedia. Kalau belum biasanya menunggu sampai satu tahun lagi untuk pengusulan anggaran. Itu pun jika kemampuan anggaran tersedia dan sudah menjadi prioritas untuk penanganannya," ujar Surat.




(dil/rih)


Hide Ads