Enam anak buah kapal (ABK) asal Pemalang dikabarkan tewas saat tengah melaut. Mereka keracunan gas freon dari peralatan freezer yang ada di kapal.
Hingga kini kapal penangkap ikan yang mengangkut para ABK tersebut belum juga mendarat. Warga masih menantikan kedatangan kapal tersebut.
Berikut ini sederet fakta tewasnya enam ABK kapal pencari ikan itu.
Korban Warga Kecamatan Pemalang
Para korban tersebut berasal dari Desa Sugiwaras dan Lawangharjo. Kedua desa itu berada di Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.
"Iya dari enam itu, lima warga kami di Sugihwaras dan satu warga Desa Lawangrejo. Kita kemarin sudah kumpulkan pihak keluarga juga," kata Lurah Sugiwaras, Vivien Widyasari saat dihubungi, Jumat (23/12/2022).
Menurutnya, para ABK tersebut merupakan para nelayan yang bekerja di kapal milik salah satu perusahaan dari Tegal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian di Perairan Bali
Lurah Sugiwaras, Vivien Widyasari, keracunan maut tersebut terjadi saat kapal tersebut berada di perairan Bali.
"Kejadiannya di perairan Bali informasinya," jelasnya. Usai kejadian, kapal tersebut juga harus singgah di salah satu pulau terdekat karena faktor cuaca.
Kasatpolair Polres Tegal Kota, Iptu Khaerun mengatakan saat ini kapal itu sedang dalam perjalanan pulang ke Tegal. Dia belum bisa memastikan kapan kapal itu tiba.
"Nanti saya kabari, soalnya info dari radio kapal masih perjalanan pulang," tandas Khaerun.
ABK Tewas Keracunan Freon
Berdasarkan informasi sementara, para ABK tersebut tewas keracunan gas beracun. Gas itu berasal dari peralatan pendingin untuk mengawetkan ikan.
"Jadi ya itu apa freezer yang untuk pendinginan ikan itu kan ternyata freonnya bocor atau gimana, lha itu (mereka) keracunan," katanya.
Saat ini, menurut Vivien, kelima jenazah warganya dan satu jenazah warga Lawangrejo, masih berada di kapal.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya....
Kepulangan Kapal Terganggu Cuaca
Hingga kini keenam jenazah itu masih berada di kapal. Perjalanan kapal untuk pulang masih terkendala cuaca buruk.
Lurah Sugiwaras, Vivien Widyasari mengatakan sembari menunggu ombak laut tidak tinggi, kapal beristirahat di Pulau Kambing. Perjalanan dengan ombak tinggi, menurutnya sangat membahayakan.
"Kalau sampai sininya belum tahu. Informasi terbaru, akhirnya perjalanan (laut) dihentikan, karena ombak besar. Kapal baru sampai di Pulau Kambing, ikutnya NTT apa ya," jelasnya.
Terpisah, Eko Susanto, Ketua Himpunan Nelayan Kota Tegal mengatakan, jika perjalanan kapal tidak terkendala cuaca, akan tiba pada Sabtu atau Minggu besok. Namun, lanjut Eko, saat ini sedang berlangsung angin barat sehingga kepulangannya akan molor.
"Rencana pulang infonya Sabtu atau Minggu, tapi angin lagi kenceng-kencengnya, kayaknya molor," ucap Eko.