Mantan asisten Panji Petualang, Alprih Priono (26), tewas digigit bayi king cobra yang akan dievakuasi. Ular king cobra dikenal sebagai salah satu ular paling berbahaya di dunia.
Dikutip dari detikJabar, Jumat (23/12/2022), baik king cobra dewasa maupun bayi king cobra sama-sama punya racun mematikan.
Lalu seperti apa karakter ular King Kobra?
Dari laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kamis (22/12), king cobra dianggap sebagai ular paling cerdas di dunia karena mampu mengontrol kapan dia akan menggigit hingga mengeluarkan bisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu diingat bahwa king cobra hewan yang paling cerdas di dunia. Dia bisa mengontrol kapan ketika menggigit, kapan dia mengeluarkan bisanya dan kapan tidak," ujar Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI, Amir Hamidy.
Amir mengungkap king cobra bisa mengendalikan dirinya sendiri, termasuk ketika memangsa. Ular ini bisa saja menggigit tanpa mengeluarkan bisa dan sebaliknya. Hal itulah menurut Amir yang membuat banyak orang merasa kebal akan gigitan ular king cobra.
"Ada istilah dry bite. Orangnya kegigit biasa tapi venomnya belum terpompa masuk ke dalam. Itu yang membuat orang takabur, merasa sakti. Digigit tidak apa-apa. Ular bisa mengatur itu," jelas Amir.
Amir juga menjelaskan soal kecepatan pelumpuhan mangsa menjadi hal penting bagi king cobra. Racun yang dikeluarkan mampu membuat mangsa tewas dalam waktu 15 menit hingga 2 jam.
"Ular ketika menelan mangsa itu mangsa yang paling lemah. Begitu mangsa masuk, dia harus mengatur kapan harus bernapas dan kontraksi otot untuk menelan. Sehingga memang butuh kecepatan," ujarnya.
King cobra juga termasuk jenis ular berbisa terpanjang di dunia. Menurut Amir, panjang ular king cobra bisa mencapai enam meter untuk yang dewasa. Namun king cobra dengan panjang maksimal itu kini mulai jarang ditemukan.
Ular king cobra berbeda dengan kobra. King cobra sendiri merupakan ular jenis monotypic genus dan hanya memiliki satu spesies. Ular ini punya nama Latin Ophiophagus hannah.
Sementara kobra adalah genus, bukan spesies. Nama ilmiah untuk genus kobra adalah naja dan terdiri dari 20 hingga 22 spesies. Untuk membedakan king cobra dan kobra adalah dari bentuk tudung di sekitar kepalanya. King cobra memiliki tudung yang lebih tertutup, sedangkan kobra punya tudung yang lebih lebar.
Adapun sebaran dari king cobra sendiri terbilang sangat luas. King cobra bisa ditemukan di negara-negara seperti India, Indonesia, Malaysia, China bagian Selatan, Thailand, dan Filipina.
"King cobra ini salah satu ular yang persebarannya paling luas, dia bisa ditemukan di hutan primer, hutan sekunder, bahkan di pinggiran-pinggiran hutan," ujar Amir.
Untuk umurnya, king cobra juga termasuk reptil yang memiliki umur panjang. King kobra bisa hidup antara 20 hingga 30 tahun di alam liar. King cobra juga menjadi musuh dari ular lainnya. Itu karena king cobra sering menjadikan ular lain sebagai mangsanya. "Makanan alami biasanya ular lain, seperti ular jali Ptyas mucosus dan sanca batik Python reticulatus," ungkapnya.
King cobra memiliki racun yang sangat berbahaya bagi manusia karena racun ular ini akan menyerang sistem saraf. Satu gigitan king kobra yang mengeluarkan racun mampu menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Namun ular ini punya sifat yang sebenarnya pemalu apalagi terhadap manusia. Bila bertemu manusia, king kobra cenderung akan menjauh. Oleh karenanya Amir mengungkapkan insiden manusia diserang king kobra biasanya terjadi pada pawang ular.
(sip/dil)