Pohon randu alas berusia tiga abad di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Klaten, ditebang. Penebangan pohon raksasa ini telah memasuki hari ketiga.
Tampak dahan-dahan pohon itu mengering dan belum semuanya selesai dipangkas. Proses penebangan pohon raksasa ini berlangsung sejak Minggu (18/12) hingga Selasa (20/12) ini.
Sekitar 12 dahan yang sudah ditebang dari pohon setinggi sekitar 60 meter tersebut. Dahan tersebut ada yang berdiameter 30-80 sentimeter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak tali putih bergelantungan di dahan-dahan pohon randu alas tua itu. Menurut salah seorang warga yang tinggal di bawah pohon tersebut, Suratno mengatakan tambang yang digunakan para blandong atau tim pemangkas pohon sempat putus.
"Kemarin dadung (tambang besar) putus. Dadung dibalik dan tadi tim membawa tambang sendiri," ujar warga yang tempat tinggalnya di bawah pohon, Suratno kepada detikJateng di lokasi, Selasa (20/12/2022).
![]() |
Dia mengatakan tambang itu putus karena dahan yang diturunkan berukuran besar. Beruntung ketika tambang putus, dahan itu tidak mengenai warga di bawahnya.
"Sudah tergantung (dahan) langsung plas (terayun cepat). Untungnya dahan tidak kena warga yang menarik di bawahnya, kayu terlempar di utara rumpun bambu," papar Suratno.
Hingga saat ini menurut Suratno belum diputuskan apakah randu alas raksasa berusia tiga abad itu bakal ditebang habis. Untuk sementara tim blandong hanya memangkas dahan pohon tersebut.
"Tidak ditebang semua, hanya dahan. Minimal sudah aman karena selama ini yang pernah jatuh ke permukiman hanya bagian dahan," terang Suratno.
Sebelumnya diberitakan, pohon randu alas berusia ratusan tahun di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, akhirnya ditebang. Pohon besar yang sudah mati dan mengering itu rawan tumbang hingga membuat warga yang tinggal di sekitarnya memilih mengungsi.
![]() |
Kaur Perencanaan Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Munadi mengatakan warga menonton karena pemotongan dahan itu momen langka. Baru kali ini pohon Randu Alas ikon desa dipanjat.
"Baru kali pohon itu dipanjat dan dipotong dahannya. Sejak dulu belum pernah ada yang memanjat," ungkap Munadi kepada detikJateng di lokasi, Minggu (18/12) siang.
(ams/rih)