Menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) pengamanan di kawasan wisata Candi Borobudur akan semakin ditingkatkan. Langkah ini sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
General Manager PT TWC Unit Borobudur, Jamaludin Mawardi mengatakan sebagai salah satu objek vital nasional jaminan keamanan bagi wisatawan dan juga pengunjung harus dikedepankan. Untuk itu, menjelang Nataru ini pengamanan akan semakin diperkuat.
"Mengingat Borobudur ini sebagai salah satu objek vital nasional, saya kira simulasi ini sangat tepat sekali dilaksanakan bersesuaian dengan kejadian beberapa waktu yang lalu di Bandung. Saya kira keamanan di objek wisata Candi Borobudur perlu ditingkatkan," kata Jamal kepada wartawan, Sabtu (17/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai langkah antisipasi, hari ini juga digelar simulasi penanganan ancaman teroris oleh Brimob Polda Jateng. Jamal pun mengapresiasi adanya simulasi tersebut.
"Alhamdulillah pagi ini kita disuport dari Polda Jawa Tengah, Satuan Brimob untuk adanya simulasi. Ini membuktikan bahwa kita pengelola baik itu TWC, BKB, semua stakeholder perlu bekerja sama. Bagaimana mengamankan, apalagi nanti dalam waktu dekat kita akan disibukkan dengan libur natal dan tahun baru yang sudah barang tentu wisatawan bertambah banyak. Jadi sisi pengamanan saya kira menjadi prioritas utama sehingga simulasi ini, Alhamdulillah bisa berjalan lancar," pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wadansat Brimob Polda Jateng AKBP Arif Agung Winarto menuturkan keamanan tempat-tempat wisata menjadi prioritas pemerintah. Maka dari itu, perlu dilakukan upaya antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami melaksanakan simulasi terutama untuk menghadapi nataru di tempat-tempat atau objek wisata yang menjadi prioritas pemerintah. Kita bisa mengantisipasi kejadian-kejadian yang dianggap itu suatu teror, makanya kita lakukan langkah-langkah latihan dan latihan itu diaplikasikan langsung melalui simulasi di objek vital. Contohnya hari ini, kita laksanakan di kawasan wisata Candi Borobudur," kata Arif.
Skenario dalam simulasi tersebut, kata Arif, ada penyanderaan kepada wisatawan, kemudian ada temuan bom. Selanjutnya bom dijinakkan dan dilakukan pembebasan terhadap sandera.
"Itu sebenarnya simulasi kejadian sebenarnya. Dan itu yang kita alami kejadian-kejadian sebenarnya ditemukan bom, ada penyanderaan di tempat-tempat objek wisata atau objek vital dan kita penanganannya," ujarnya.
"Untuk ke tempat lain, kebetulan besok hari Minggu, kita juga lakukan simulasi di stasiun di Semarang. Jadi di tempat-tempat keramaian, simulasi sama seperti ini karena liburan nataru kan cukup ramai. Kita adakan di stasiun antara Stasiun Tawang atau Poncol," tuturnya.
(apl/apl)