Pria Semarang Gantung Diri Usai Tusuk Istrinya yang Hamil 9 Bulan

Pria Semarang Gantung Diri Usai Tusuk Istrinya yang Hamil 9 Bulan

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 14 Des 2022 20:12 WIB
Sad young teenage girl in the night city.
Ilustrasi bunuh diri. Foto: iStock
Semarang -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Peristiwa tragis terjadi di Kota Semarang. Seorang pria menusuk istrinya yang sedang hamil. Saat istri dirawat di rumah sakit, pria tersebut gantung diri.

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan dalam laporan Polsek Semarang Barat, peristiwa terjadi di wilayah Kelurahan Karangayu, Kota Semarang. Awalnya YK dan suaminya, AS (28) bertengkar pada Selasa (13/12) kemarin di lantai dua rumahnya.

"Korban (korban gantung diri, AS) bertengkar dengan istrinya (siri) yang dalam keadaan hamil sekitar sembilan bulan, korban emosi memuncak yang akhirnya mengambil pisau di dapur dan menusuk istrinya mengenai bagian perut hingga berdarah," kata Irwan dalam pesan singkat, Rabu (14/12/2022).

YK yang terluka parah di perut langsung turun ke lantai satu untuk meminta bantuan ibu mertuanya. Kemudian YK dibawa ke RS Pantiwilasa oleh ibu mertua dan adiknya untuk dilakukan penanganan medis, termasuk melahirkan dengan caesar.

"Selanjutnya setelah ditangani pihak rumah sakit, saksi 1 dan saksi 2 kembali ke rumah. Sesampainya di rumah pukul 05.00 WIB, mendapati korban sudah dalam posisi tergantung dalam kamar menggunakan tali rafia warna hijau diikatkan di kayu plafon," jelasnya.

Pihak kepolisian yang menerima laporan tersebut langsung mendatangi lokasi. Evakuasi dilakukan dan ternyata dari para saksi menyebutkan selama ini AS memang rutin berobat untuk kejiwaan.

"Terakhir berobat sekitar 16 November 2022," jelas Irwan.

Kepada kepolisian, pihak keluarga menyatakan menerima kematian korban dan membuat surat pernyataan. Keluarga juga menyebutkan tidak harus dilakukan otopsi.

"Tidak ditemukan adanya tanda penganiayaan dari pemeriksaan Inafis dan dokter Puskesmas Karangayu," katanya.




(ahr/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads