Satiyem (70) warga Klaten hidup di rumah berdinding bambu bersama anak dan tiga cucunya. Janda yang hidup di rumah gedek tersebut juga tidak mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.
"Belum (dapat bansos). Bantuan apa-apa belum pernah dapat," ungkap Lurah Mojayan, Ponirah kepada detikJateng di kantornya, Senin (12/12/2022).
Ponirah tinggal di Kampung Karangduwet, Kalurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah. Ponirah menyebut Satiyem pernah diusulkan ikut program rehab rumah tetapi belum dapat. Pemerintah kelurahan sudah berupaya mencarikan bantuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
''Pemerintah sudah berupaya (mencarikan bantuan) tapi belum pernah terealisasi. Monggo kalau ada pihak yang mau bantu," ujar Ponirah.
Pantauan detikJateng, rumah tempat tinggal Satiyem berukuran sekitar 6x3 meter. Rumahnya dibagi dua ruangan.
Rumah tinggal Satiyem berdinding gedek dengan lantai tanah. Sedangkan di ruang sisi timurnya digunakan untuk anak menantu dan tiga cucunya berdinding seng, terpal, dan sebagian papan kayu. Tidak ada stiker penerima bansos di rumah itu.
Rumah itu berada di tepi saluran air perkotaan. Jarak rumah tersebut dengan Alun-alun Klaten sekitar setengah kilometer.
Nur Khasanah (40), anak menantu Satiyem mengatakan rumah itu ditinggalinya dengan ibu mertuanya. Baik ibu mertua maupun dirinya tidak pernah ada bantuan.
"Suami saya sudah almarhum. Blas tidak ada bantuan. Beras, telur, tidak dapat. Sudah ngajukan tapi tidak tahu. Tapi KIS dapat," ungkap Nur kepada detikJateng di lokasi.
Ibu mertuanya, sebut Nur, istri seorang veteran tapi sudah lama menjadi janda. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Nur berjualan apa saja.
"Ya kerja, jualan gorengan, ya tahu bacem, ya tahu petis dan lainnya untuk kebutuhan hidup harian. Anak saya tiga," imbuh Nur.
Nur mengatakan, rumah dari gedek dan papan itu juga rutin kebanjiran. Setiap hujan air masuk ke dalam rumah.
"Air masuk rumah setiap hujan. Kita harus nawu (mengeluarkan air dari rumah)," sebut Nur.
Rumah itu, imbuh Nur, pernah disurvei beberapa kali tapi juga tak kunjung dapat bantuan. "Gedek semua sampai depan. Tidak pernah ada bantuan, tidak tahu kenapa," lanjut Nur.
Satiyem mengaku dulu pernah menerima tunjangan karena suaminya veteran. Tapi kini sudah tidak lagi menerima.
"Sudah tidak menerima. Tapi tidak apa rumah gedek asalkan sehat," katanya berbahasa Jawa kepada detikJateng.
(rih/dil)