KNKT Ungkap Hasil Analisis TKP Kecelakaan Maut di Gunung Pegat Wonogiri

KNKT Ungkap Hasil Analisis TKP Kecelakaan Maut di Gunung Pegat Wonogiri

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Kamis, 24 Nov 2022 16:05 WIB
Kecelakaan di Gunung Pegat Wonogiri membuat sebuah minibus terperosok ke area persawahan pada Senin (21/11/2022). Peristiwa itu menewaskan delapan orang.
Kecelakaan di Gunung Pegat Wonogiri membuat sebuah minibus terperosok ke area persawahan pada Senin (21/11/2022). Peristiwa itu menewaskan delapan orang. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun tangan dalam kasus kecelakaan minibus maut di dekat kawasan Gunung Pegat, Wonogiri, Senin (21/11) malam lalu. KNKT menyebut kondisi jalan di lokasi kejadian itu tak layak dan berbahaya jika dilalui minibus.

"Kami telah melakukan pengecekan ke lokasi kejadian kecelakaan (Dusun Kepuh Kulon, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi). Saya juga turun ke lokasi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, Kamis (24/11/2022).

Untuk diketahui, kecelakaan itu terjadi di Dusun Kepuh Kulon, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, Senin (21/11) sekitar pukul 20.30 WIB. Bus mini itu membawa rombongan tilik bayi warga Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi jalannya (lokasi kecelakaan) tidak layak. Jalan itu curam dan pendek. Surface atau permukaan jalan beton. Yang menjadi masalah ada lumut di jalan itu, maka skid resistance jalan rendah. Itu (jalan) licin berbahaya. Sehingga berbahaya jika dilalui minibus," kata Wildan.

Selain bus, kata Wildan, jalan itu juga berbahaya saat dilewati sepeda motor jika pengendara tidak menguasai medan. Sebab jalan itu licin.

ADVERTISEMENT

Wildan juga menilai minibus itu over penumpang. Kapasitas minibus hanya 14 penumpang. Namun saat kejadian diisi 36 penumpang. Dengan kondisi seperti itu, otomatis sopir minibus mengemudi dengan pelan dan hanya mengandalkan traksi (gaya gesek maksimal antara ban dengan permukaan jalan untuk menghindari selip).

Berdasarkan keterangan yang Wildan dapat dari sopir bus, pengemudi mengaku naik dengan gigi satu dan berjalan pelan. Sehingga daya dorong kendaraan hanya mengandalkan traksi di mana ban belakang mendorong ke depan. Selain itu diketahui ada ban gundul.

"Saat mengandalkan traksi dengan berat muatan dengan jalan yang licin akhirnya roda belakang sleding. Saya menemukan jejak sleding. Roda belakang berputar-putar tak bisa menanjak. Akhirnya kendaraan itu merosot karena muatan terlalu berat dan jalannya licin," kata Wildan.

Ia mengatakan, minibus yang mengalami kecelakaan itu berjalan di jalan yang tidak tepat, bukan jalur untuk minibus dan permukaannya berlumut.

"Peningkatan fatalitasnya karena bus kecil itu diisi 36 orang. Sehingga saat jatuh orang tumplek blek di situ. Tidak ada sabuk keselamatan dan saling berhimpit. Sementara seperti itu, akan kami buat analisa lebih mendalam," pungkas Wildan.




(dil/rih)


Hide Ads