Fakta-fakta Kecelakaan Maut Tewaskan 8 Orang di Gunung Pegat Wonogiri

Round-Up

Fakta-fakta Kecelakaan Maut Tewaskan 8 Orang di Gunung Pegat Wonogiri

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 23 Nov 2022 07:00 WIB
Bus yang mengalami kecelakaan di Gunung Pegat Wonogiri masih belum dievakuasi, Selasa (22/11/2022).
Bus yang mengalami kecelakaan di Gunung Pegat Wonogiri masih belum dievakuasi, Selasa (22/11/2022). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Solo -

Kecelakaan maut terjadi di kawasan Gunung Pegat, Wonogiri. Sebuah minibus mengalami kecelakaan tunggal hingga 8 penumpangnya tewas.

Kecelakaan tersebut terjadi pada Senin (21/11) malam. Minibus itu membawa rombongan warga dari warga Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri.

Berikut ini beberapa fakta terkait kasus kecelakaan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rombongan Kecelakaan usai 'Tilik' Bayi

Puluhan warga dari warga Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi. Mereka berangkat dari Bendungan sekitar pukul 18.30 WIB.

Rombongan itu naik satu minibus milik warga setempat juga (Bendungan RT 004/RW 001). Tujuan mereka adalah menengok warga yang baru saya melahirkan, atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai tilik bayi.

ADVERTISEMENT

"Warga kami yang mengalami kecelakaan itu merupakan rombongan tilik bayi. Itu tilikan bayi rumah waris (saudara), besan. Kejadiannya saat perjalanan pulang," kata Kadus Bendungan, Taryanto, kepada detikJateng di rumahnya, Selasa (22/11).

Bus Tak Kuat Menanjak

Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto menyebut kecelakaan itu bermula saat minibus berjalan dari arah barat ke timur (di jalan desa). Setelah sampai di TKP di jalan tanjakan-turunan, bus tersebut tidak mampu menanjak. Jalan yang dilewati itu cor beton.

"Karena tidak mampu menanjak, pengemudi menarik rem tangan. Karena kondisi jalan cor beton licin, bus berjalan mundur dan tidak terkendali. Kemudian terperosok ke kanan dan masuk ke area persawahan," kata Dydit.

Kondisi Jalan Terjal-Licin

detikJateng mendatangi lokasi kecelakaan tersebut. Berdasarkan pantauan, medan yang menjadi lokasi kecelakaan itu memang cukup sulit dilintasi.

Lokasi kejadian itu merupakan jalan desa yang berbatasan langsung dengan Jalan Raya Pacitan-Wonogiri. Jalan menanjak yang diduga titik awal kecelakaan maut itu tampak berlumut.

Kemiringan jalan yang cukup terjal, kondisi jalan yang licin serta minibus yang sarat penumpang, diduga membuat minibus kesulitan menanjak. Minibus pun meluncur ke belakang hingga terjun ke area persawahan.

Kondisi jalan desa itu naik-turun dan berlumut hijau. Di sampingnya merupakan area persawahan yang saat ini dipenuhi air. Di samping jalan juga dikelilingi pohon jati.

Warga Sempat Ingatkan Sopir

Kecelakaan itu terjadi di Dusun Kepuh kulon, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, Senin (21/11) sekitar pukul 20.30 WIB. Minibus mengangkut puluhan orang yang merupakan rombongan tilik bayi.

"Itu kan acara tilik bayi. Pas mau pulang sudah dielingke (peringatkan) warga, bar udan lunyu (jalan yang dilintasi kalau hujan licin), lumuten (berlumut)," kata salah satu saksi mata di lokasi kejadian, Jaimin, kepada detikJateng, Selasa (22/11/2022).

Jaimin mengatakan, saat kejadian kondisi jalan desa itu licin. Sebab daerah itu baru saja diguyur hujan. Walaupun tidak hujan, menurutnya, jalan itu tetap licin karena berlumut.

"Mungkin karena tidak kuat, macet akhirnya tidak nyandak," ungkap dia.

Pengakuan sopir yang sempat panik ada di halaman berikutnya

Sopir Mengaku Panik

Kecelakaan maut itu terjadi di Dusun Kepuh Kulon, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, Senin (21/11) pukul 20.30 WIB. Kendaraan mikrobus KSU Panca Tunggal bernomor polisi AD 1684 BG itu membawa rombongan tilik bayi warga Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi.

"Sudah mau nyampai (jalan raya) sebenarnya (saat jalan nanjak). Ban (belakang) muser (berputar) terus nggak mau naik," kata sopir bus Panca Tunggal, Wantiyo, kepada wartawan, Selasa (22/11).

Wantiyo mengaku bingung saat bus tak bisa naik dan berhenti. Dia mengaku sempat melakukan berbagai upaya untuk mengontrol situasi.

"Bingung, main hand rem. Bus berhenti tapi gas masih main, begitu direm sandalnya nyangkut. Baru bisa direm tapi posisi sudah glondor," ungkapnya.

Bus Tidak Layak Jalan

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes M Iqbal Alqudusy mengatakan dari hasil analisa terhadap kecelakaan yang menimpa minibus bernopol AD 1684 BG itu, petugas menemukan kondisi minibus ternyata tidak laik jalan.

"Kondisi kendaraan KBM (kendaraan bermotor) bus KSU Panca Tunggal nopol AD 1684 BG tidak layak jalan, dengan kondisi uji KIR terakhir tertanggal 2 Maret 2021. Kondisi ban kiri belakang gundul," kata Iqbal lewat pesan singkat, Selasa (22/11).

Dari laporan yang diterima, lanjut Iqbal, minibus tersebut ternyata juga kelebihan kapasitas. Padahal saat kejadian kondisi jalannya gelap dan licin.

"Kapasitas penumpang dalam buku uji sebanyak 14 orang, kemudian pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas memuat penumpang sebanyak 36 orang," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(ahr/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads