Kecelakaan maut di Gunung Pegat Wonogiri menewaskan delapan orang rombongan tilik bayi. Sopir bus mini yang terlibat dalam kecelakaan itu mengungkapkan detik-detik kecelakaan terjadi.
Kecelakaan maut itu terjadi di Dusun Kepuh Kulon, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, Senin (21/11) pukul 20.30 WIB. Kendaraan mikrobus KSU Panca Tunggal bernomor polisi AD 1684 BG itu membawa rombongan tilik bayi warga Dusun Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi.
"Sudah mau nyampai (jalan raya) sebenarnya (saat jalan nanjak). Ban (belakang) muser (berputar) terus nggak mau naik," kata sopir bus Panca Tunggal, Wantiyo, kepada wartawan, Selasa (22/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wantiyo mengaku bingung saat bus tak bisa naik dan berhenti. Dia mengaku sempat melakukan berbagai upaya untuk mengontrol situasi.
"Bingung, main hand rem. Bus berhenti tapi gas masih main, begitu direm sandalnya nyangkut. Baru bisa direm tapi posisi sudah glondor," ungkapnya.
Wantiyo mengaku tidak bisa memastikan berapa jumlah penumpang yang dibawa. Dia memperkirakan ada sekitar 20 orang yang berada di dalam bus saat kecelakaan.
"Sebenarnya tidak memotong jalan saya. Karena sering lewat sini," ujar dia.
Wantiyo mengaku tidak begitu mendengar saat ada warga yang mengingatkan dia jika jalan itu licin. Dia menyebut tidak ada korban luka dalam kecelakaan maut itu.
"Kalau saya luka nggak, cuma sakit. Nggak dirasa dulu, ngurusin dulu biar selesai," kata dia.
"Mungkin (korban meninggal) karena minum air (di kolam tempat bus jatuh). Karena saat dinaikkan tidak ada luka," imbuh Wantiyo.
(ams/rih)