Pesan berantai yang menginformasikan terjadi aksi begal di jalan Desa Burikan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, beredar di sejumlah grup WhatsApp di Kudus. Pesan itu dilengkapi video seorang pria yang dinarasikan sebagai korban begal.
Pesan yang beredar di sejumlah grup WhatsApp berisi soal kejadian seorang pemuda diduga menjadi korban begal pada Minggu (20/11) kemarin. Pada pesan itu juga dilihatkan ada video pemuda yang diduga menjadi korban begal.
Disebutkan dalam pesan itu bahwa aksi pembegalan terjadi di perempatan jalan Desa Burikan, Kecamatan Kota. Dijelaskan awalnya ada seorang pemotor terjatuh dan ada orang yang mengira akan menolong namun justru mengambil handphone pemilik motor yang terjatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dimintai konfirmasi, Kapolsek Kudus AKP Luk Har Sya'in mengatakan kabar pesan dan video yang beredar adalah hoaks. Menurutnya pemotor diketahui inisial APP (18) warga Kecamatan Kota mengalami kecelakaan tunggal di jalan depan Gereja Bethel Indonesia tepatnya Desa Rendeng, Kecamatan Kota.
"Kabar dan video yang beredar itu adalah hoaks, korban tidak dibegal melainkan mengalami kecelakaan tunggal," kata Luk dalam keterangan tertulis resmi kepada wartawan, Senin (21/11/2022).
Dia menjelaskan kejadian itu bermula saat pemotor akan pulang ke rumah. Pemotor itu memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang.
Namun pemotor oleng dan menabrak tiang di pinggir jalan. Korban sempat meminta tolong temannya. Setelah itu temannya membawa korban ke rumah saudaranya.
"Pemotor diduga oleng dan menabrak tiang, selanjutnya motornya menyangkut di pot bunga yang berada di timur jalan," terang Luk.
"Saat di perjalanan korban hendak tidak sadarkan diri. Pemuda itu akhirnya ditinggal rekannya di depan Toko Mahir Jaya yang berada di sebelah timur perempatan Burikan," Luk melanjutkan.
Dia melanjutkan polisi langsung melakukan pemeriksaan terhadap kabar dugaan begal itu. Setelah dilakukan pemeriksaan, polisi memastikan tidak ada tindakan perampasan kepada korban.
"Jadi ini murni kecelakaan tunggal bukan korban pembegalan," ungkap dia.
"Kami mewanti-wanti masyarakat agar menyaring dan mencari tahu kebenaran kabar yang sempat viral itu, agar masyarakat tidak termakan kabar hoaks," pungkas Luk.
(ahr/rih)