Sumbangan SMPN 3 Weleri Disoal, Bupati Kendal Minta Disdik Usut

Sumbangan SMPN 3 Weleri Disoal, Bupati Kendal Minta Disdik Usut

Saktyo Dimas R - detikJateng
Kamis, 17 Nov 2022 14:49 WIB
SMPN 3 Weleri, Kendal.
SMPN 3 Weleri, Kendal. Foto: Saktyo Dimas R/detikJateng
Kendal -

Sejumlah wali murid di SMPN 3 Weleri Kabupaten Kendal mengeluhkan soal pungutan sumbangan pembangunan di sekolah tersebut yang dikenakan kepada wali murid tiap tahun. Apa respons Bupati Kendal, Dico M Ganinduto?

"Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk menelusuri dan mengecek kebenaran isu sekolah yang meminta sumbangan," kata Dico saat ditemui detikJateng di ruang kerjanya, Kamis(17/11/2022).

"Kalau hasilnya benar ada temuan, kalau memang diperlukan inspektorat untuk turun maka akan kami perintahkan untuk melakukan pemeriksaan," imbuh Dico.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, seluruh sekolah yang ada di Kendal harus gratis. "Saya tegaskan lagi tidak boleh ada pungutan apapun di sekolah," tegasnya.

Dico menerangkan, sumbangan sekolah diperbolehkan asal memenuhi syarat.

ADVERTISEMENT

"Syaratnya seperti tidak boleh ada nilai nominalnya yang ditentukan dalam sumbangan itu dan harus ikhlas, tidak boleh ada paksa an dan tidak ada batasan waktu kapan orang tua murid harus memberikan sumbangan tersebut," terangnya.

SMPN 3 Weleri Bantah Paksa soal Sumbangan

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah SMPN 3 Weleri, Sudiyanto menyatakan pihak Komite Sekolah SMPN 3 Weleri tidak pernah melakukan pungutan atau sumbangan yang sifatnya memaksa orang tua murid.

Sudiyanto menerangkan, sebelum ada sumbangan itu sudah diadakan rapat koordinasi antara Komite Sekolah dengan orang tua murid. Rapat itu membahas mengenai sumbangan yang bersifat mendukung kegiatan sekolah yang tidak dibiayai oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"Sumbangan ini untuk membantu kegiatan sekolah yang memang tidak dibiayai dari dana BOS, seperti rencana kami untuk membangun dak atau atap, meng-cover kebutuhan GTT, BTT, dan juga untuk kebutuhan yang lainnya," terang Sudiyanto.

Sudiyanto mengatakan, sumbangan yang dihasilkan dari rapat dengan orang tua murid bukan untuk membangun ruang kelas baru. Sumbangan itu untuk membangun atap yang nantinya akan dibuat ruangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pembangunan itu membutuhkan anggaran Rp 200 juta.

Berita selengkapnya di halaman selanjutnya...

Menurut Sudiyanto, sumbangan itu bersifat sukarela. "Besaran rata-rata sumbangan memang Rp 1 juta, tapi itu estimasi, karena ada orang tua murid yang kasih sumbangan lebih dari Rp 1 juta. Bahkan ada yang tidak memberikan sumbangan, kami juga tidak masalah. Intinya sumbangan ini tidak memaksa, tidak mematok nilainya uang dan sifatnya sodaqoh," tuturnya.

"Sumbangan itu memang sudah berlangsung lama setiap tahunnya, setiap kenaikan kelas, dari kelas 7 hingga kelas 9. Tapi sebelumnya kita rapatkan dulu dengan orang tua murid," imbuhnya.

Sudiyanto meminta orang tua murid yang keberatan dengan adanya sumbangan tersebut bisa bertemu dan mengajukan keberatannya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah orang tua murid SMP Negeri 3 Weleri, Kabupaten Kendal Jawa Tengah, merasa resah dan mengeluhkan adanya pungutan berupa sumbangan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB).

Pasalnya, pihak sekolah menarik sumbangan tersebut setiap tahun atau setiap kenaikan kelas. Namun, sumbangan itu tidak dibarengi dengan adanya pembangunan ruang kelas atau bangunan baru.

Halaman 2 dari 2
(dil/ams)


Hide Ads