Wali Murid SMPN 3 Weleri Sambat Ditarik Sumbangan Ruang Kelas Tiap Tahun

Wali Murid SMPN 3 Weleri Sambat Ditarik Sumbangan Ruang Kelas Tiap Tahun

Saktyo Dimas R - detikJateng
Senin, 14 Nov 2022 15:17 WIB
SMPN 3 Weleri, Kendal.
SMPN 3 Weleri, Kendal. Foto: Saktyo Dimas R/detikJateng
Kendal -

Sejumlah wali murid di SMPN 3 Weleri Kendal mengeluhkan adanya pungutan sumbangan pembangunan ruang kelas baru di sekolah tersebut. Apalagi, sumbangan tersebut dikenakan kepada wali murid tiap tahun.

Salah satu wali murid kelas VIII, Risa mengaku sudah dua kali dikenai pungutan tersebut. Awalnya dia harus membayar sumbangan pembangunan itu saat anaknya masuk di sekolah.

Kemudian, setelah anaknya naik ke kelas VIII, lagi-lagi dirinya dikenai pungutan sumbangan dengan nilai yang sama, Rp 1 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah dua tahun ini ditariki sumbangan. Awalnya saat anak saya masuk kelas 7, terus ada rapat komite dan diomongi kalau ada sumbangan pembangunan ruang kelas baru dan butuh biaya untuk pembangunannya. Sesuai dengan rapat komite dengan orang tua murid nilainya Rp 1 juta. Ya mau nggak mau saya dan wali murid lainnya terpaksa harus membayar segitu," kata Risa saat ditemui detikjateng, Senin (14/11/2022).

Padahal, kata Risa, dia tidak melihat adanya hasil dari pungutan sumbangan tersebut. Menurutnya, tidak ada bangunan baru di sekolah itu.

ADVERTISEMENT

"Waktu kelas 7 kena sumbangan Rp 1 juta dan sekarang anak saya naik kelas 8 kena sumbangan lagi Rp 1 juta dengan alasan untuk pembangunan ruang kelas baru. Tapi mana kenyataannya, tidak ada pembangunan ruang kelas baru sampai sekarang," jelasnya.

Risa menerangkan sebenarnya tidak keberatan adanya sumbangan pembangunan ruang kelas baru asal hanya sekali saja bukannya setiap kenaikan kelas atau setiap tahun.

Wali murid lain yang enggan namanya disebut juga mengatakan hal senada. Menurutnya, pungutan sumbangan tersebut dilakukan setiap tahun.

"Anak saya sekarang kelas 9 dan dari kelas 7 selalu dimintai sumbangan untuk pembangunan kelas kalau nggak salah. Nilainya Rp 1 juta dan sudah 3 tahun ini saya nyumbang," katanya.

Setiap kenaikan kelas, pihak sekolah yang diwakili Komite Sekolah melakukan rapat dengan orang tua murid yang membahas pembangunan sekolah.

"Rapatnya dengan komite itu setiap kenaikan kelas dan yang dibahas ya itu terus pembangunan kelas. Nilainya ya sama juga mesti Rp 1 juta," terangnya.

Penjelasan Kepala SMPN 3 Weleri di halaman selanjutnya

Kepala Sekolah SMPN 3 Weleri, Hadi Pranoto, memberikan bantahan dan menyampaikan tidak ada yang namanya pungutan namun hanya sumbangan.

"Tolong dicermati ya, ini bukan pungutan tapi berupa sumbangan," bantah Kepala Sekolah SMPN 3 Weleri, Hadi Pranoto kepada detikJateng di ruang kerjanya, hari ini.

Hadi menerangkan tidak mengetahui sumbangan tersebut dan besaran nilainya karena semua yang melakukan adalah pihak Komite Sekolah dengan orang tua murid. Pihak sekolah tidak ingin ikut campur soal rapat komite dengan orang tua murid.

"Saya tidak mengetahui soal itu dan tidak tahu nilai sumbangannya karena yang melakukan itu (rapat) kan pihak Komite dengan orang tua murid. Saya tidak mau ikut campur ataupun tidak mau intervensi soal rapat komite," terang Hadi.

Dia juga menyebut sumbangan itu bersifat sukarela. Wali murid bisa mengajukan keberatan jika tidak mampu membayarnya.

"Saya harap jika memang ada orang tua murid yang keberatan dengan adanya sumbangan, silakan datang ke sekolah untuk mengajukan keberatannya," harapnya.

Halaman 2 dari 2
(ahr/ams)


Hide Ads