Beragam Respons soal Pertemuan Anies Baswedan-Gibran di Solo

Round-Up

Beragam Respons soal Pertemuan Anies Baswedan-Gibran di Solo

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 15 Nov 2022 19:04 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan sarapan bersama di Solo, Selasa (15/11/2022).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan sarapan bersama di Solo, Selasa (15/11/2022). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini menjadi calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan, berkunjung ke Kota Solo. Dia menyempatkan diri bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Pertemuan itu dilakukan pada Selasa (15/11/2022) pagi di Hotel Novotel. Agenda utama mereka adalah berdiskusi sambil sarapan.

Sarapan tersebut berlangsung sekitar 40 menit. Tak lama kemudian, mereka pergi semobil meninggalkan hotel untuk menghadiri acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi di area Masjid Ar Riyadh, Pasar Kliwon, Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Anies, mereka lebih membicarakan isu kota. Dia juga membagikan pengalamannya saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Kita saling sharing pengalaman, pernah bertugas mengelola sebuah kota. Di Jakarta itu meskipun namanya Gubernur, tapi itu sebuah kota namun kotanya besar. Sama dengan Solo. Ya begitu itu yang kita obrolin," ucap Anies usai pertemuan itu.

ADVERTISEMENT

Hal senada juga disampaikan Gibran. Gibran menuturkan masalah perkotaan dan transportasi umum menjadi pembahasan mereka pagi ini.

"Kita ngobrol lebih banyak soal transportasi umum, dan problem-problem di Kota. Masalah transportasi yang bisa kita jadikan percontohan tentunya commuter line. Banyak warga Jogja yang naik KRL ke Solo, kita harus perbanyak dan memaksimalkan," kata Gibran.

Namun, ternyata pertemuan tersebut mendapat beragam tanggapan, baik dari politisi maupun pakar komunikasi politik. Berikut ini tanggapan mengenai pertemuan tersebut.

Ketua PDIP Sebut Anies Galang Suara

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah memberi respons menohok soal kunjungan Anies.

Said mengatakan Anies sedang bermanuver meraup suara dengan menemui Gibran. Menurut Said, Anies tidak punya kinerja.

"Dalam rangka Anies memperbesar suaranya," kata Said dikutip dari detikNews, Selasa (15/11).

"Iya karena Anies nggak punya kinerja," kata Said. Said menjawab pertanyaan soal Anies yang melontarkan pujian kepemimpinan Gibran.

Said lalu ditanya apakah pertemuan itu membicarakan proyeksi Gibran maju di Pilgub DKI 2024. Said kembali menyerang Anies yang dianggap hendak memecah belah PDIP.

Partai Demokrat Bela Anies

Ketua BPOKK Demokrat Herman Khaeron langsung merespons pernyataan tersebut. Dia menganggap Said Abdullah memberikan pernyataan yang subjektif.

"Ya perspektif pemikiran dan pernyataan seseorang tentu sangat dipengaruhi oleh tingkat subjektivitasnya, dan itu adalah subjektivitas orang yang beri pernyataan," kata Herman Khaeron dikutip dari detikNews, Selasa (15/11/2022).

Dia menyebut semestinya Said Abdullah tidak menilai figur seseorang secara subjektif. Apalagi, lanjutnya, Anies Baswedan dianggapnya memiliki prestasi selama memimpin DKI Jakarta.

"Kan kita juga bisa melihat gimana keberhasilan Mas Anies di Jakarta, husnul khotimah selama 5 tahun menjabat. Artinya nggak boleh juga secara, seperti kami lihat Pak Jokowi ya banyak berhasilnya meskipun ada masalah masalah bangsa yang tentu harus diselesaikan, mestinya berpandangan objektif," ucapnya.

Lebih lanjut, Herman Khaeron menyebut seorang figur, termasuk Anies, pasti memiliki kekurangan jika dilihat secara subjektif. Akan tetapi, dia menegaskan hal itu tidak bisa digeneralisir.

"Padahal publik bisa melihat bagaimana keberhasilan selama 5 tahun memimpin Jakarta misalkan. Dan pasti saja seorang pimpinan pasti ada kelebihan dan kekurangannya, tidak sempurna, manusia tidak pernah ada yang sempurna," ujar dia.

Analisis pakar komunikasi politik ada di halaman selanjutnya

Analisis Pakar Komunikasi Politik UNS

Pakar Komunikasi Politik UNS Solo, Abdul Hakim melihat pertemuan tersebut sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Dari sisi Anies sendiri, survei elektabilitasnya sebagai Calon Presiden (Capres) di Jawa Tengah (Jateng) sangat kurang.

"Secara hubungan publik, dia perlu intens mendekatkan diri kepada masyarakat Jateng dengan sering berkunjung," kata dia saat dihubungi awak media, Selasa (15/11/2022).

Pria yang akrab disapa Hakim itu menduga ada negosiasi politik antara Anies dan Gibran dalam pertemuan tersebut. Sebab, Gibran merupakan putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pertemuan itu secara spesifik, dugaan saya membicarakan negosiasi politik antara Anies dengan Gibran. Kita tahu Mas Gibran sebagai jalan sampingnya istana, sebagai mediator komunikasi dengan Pak Jokowi. Sehingga saya kira kedatangan Pak Anies tak terlepas dari kepentingannya mendapatkan dukungan dari Jokowi," ucapnya.

Lalu, keuntungan bagi Gibran dalam pertemuan itu adalah untuk memuluskan jalannya bila ingin maju di Pilgub DKI Jakarta. Selama ini, Gibran dikaitkan dengan Pilgub Jateng dan DKI Jakarta.

"Soal Pilgub DKI, posisi Gibran lemah dari segi elektibilitas. Dari segi kultur politik di Jakarta, cenderung tidak memberikan dukungan kepada sosok Gibran," ujarnya.

Artinya jika Gibran berpikir untuk maju di Pilgub DKI Jakarta, dia membutuhkan dukungan dari Anies yang sudah memiliki massa. Hal tersebut untuk mengurangi resistensi masyarakat Jakarta kepada sosok politisi kalangan PDIP nasionalis.

"Sebenarnya sama-sama diuntungkan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ahr/aku)


Hide Ads