BPBD Brebes Ungkap Kajian Geologi Sirampog, 3 Dukuh Ini Tak Layak Dihuni!

BPBD Brebes Ungkap Kajian Geologi Sirampog, 3 Dukuh Ini Tak Layak Dihuni!

Imam Suripto - detikJateng
Senin, 14 Nov 2022 12:15 WIB
Suasana lokasi tanah gerak di Sirampog Brebes
Suasana lokasi tanah gerak di Sirampog Brebes, Minggu (13/11/2022) (Foto: Imam Suripto/detikJateng)
Brebes -

BPBD Brebes mengungkap hasil kajian Badan Geologi terhadap tiga dukuh di Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog berada di mahkota longsor. Oleh karena itu, penduduk di wilayah tersebut harus direlokasi.

Koordinator Satgas Pos Bumiayu BPBD Brebes, Budi Sujatmiko, menyebut rekomendasi hasil kajian Badan Geologi Kementerian ESDM untuk Desa Sridadi sudah keluar. Menurutnya, kajian kali ini merupakan yang kedua dan kesimpulan yang dikeluarkan hasilnya sama, yaitu, sebagian wilayah di Desa Sridadi tidak layak untuk ditinggali.

"Rekomendasi sudah dua kali keluar, hasilnya sama, wilayah Dukuh Karanganyar, Karanggondang, dan Pengasinan tidak layak untuk ditinggali dan warga harus direlokasi karena berada di mahkota longsor," ungkap Budi kepada wartawan, Senin (14/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menyebut lokasi ketiga dukuh itu berada di mahkota longsor sehingga tanahnya labil dan mudah terjadi pergerakan tanah. Terlebih jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Selain merusak rumah, pergeseran tanah ini juga membuat jalan provinsi di desa ini ambles hingga beberapa meter. Akibatnya, jalan penghubung Bumiayu Brebes dan Bumijawa Tegal di lokasi itu semakin curam dan berbahaya.

ADVERTISEMENT

"Bencana tanah bergerak terjadi karena tingginya intensitas hujan sehingga pergerakan tanah memicu amblasnya jalan. Saat ini kondisi jalan juga memprihatinkan. Badan jalan patah dan amblas, padahal pemeliharaan dan pengepresan jalan terus dilakukan pihak Bina Marga Jawa Tengah," urai Budi Sujatmiko.

Amblesnya badan jalan diakibatkan konstruksi tanah yang sangat labil. Hal ini memicu terjadinya pergerakan pada lapisan bawah tanah yang mengarah ke Sungai Keruh di sisi selatan.

"Hasil penelitian yang dilakukan tim Geologi Bandung dan ESDM beberapa waktu lalu, lokasi ini tidak layak sebagai wilayah hunian maupun sarana jalan. Kondisi tersebut karena pada titik yang sama, juga merupakan mahkota longsor dari pergerakan tanah," kata Budi Sujatmiko.

Selama musim hujan ini, tambahnya, pergerakan tanah di lokasi ini akan terus terjadi. Pergerakan tanah bisa dilihat dari semakin dalamnya cekungan pada bagian jalan, hingga menyulitkan pengendara yang melintas.

"Untuk itu, kami mengimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintasi lokasi jalan amblas ini," pesan dia.

Sementara, hingga hari ini relawan gabungan masih membantu mengevakuasi warga. Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansur mengatakan, jumlah yang telah terbongkar sebanyak 35 unit. Rencananya, ada 65 rumah yang akan di relokasi.

"Sebanyak 35 unit rumah warga terdampak sudah dibongkar untuk dipindah ke hunian sementara. Proses ini terkendala cuaca, kondisi jalan yang ambles dan lokasi bencana dengan hunian sementara cukup jauh, jalan menanjak, jadi mobilisasi material tidak maksimal," beber Nuhsy Mansur.




(ams/sip)


Hide Ads